Mantan kandidat presiden Venezuela Enrique Márquez mengumumkan pada hari Rabu (14/8) bahwa ia akan meminta penyelidikan kriminal terhadap sejumlah anggota Dewan Pemilihan Nasional karena "berkonspirasi" melawan negara.
Márquez, salah satu dari sepuluh kandidat dalam pemilihan presiden Venezuela yang sangat disengketakan, mengatakan lima anggota utama dewan itu bertanggung jawab atas kerusuhan setelah pemilu.
Márquez, yang pernah menjadi anggota dewan itu, juga mengatakan bahwa yang dipertaruhkan bukanlah kemenangan salah satu kandidat, melainkan demokrasi.
Komentarnya muncul di tengah penyelidikan penghitungan suara pemilu yang dilakukan Mahkamah Agung Venezuela atas permintaan yang dibuat oleh Presiden Nicolás Maduro.
Mahkamah Agung sangat dekat dengan pemerintahan Maduro. Para hakimnya diusulkan oleh para pejabat federal dan diratifikasi oleh Majelis Nasional, yang didominasi oleh simpatisan Maduro.
“Sebagai warga negara, kita tidak bisa membiarkan lembaga-lembaga negara melacurkan diri dan tidak lagi mematuhi Konstitusi,” kata Márquez.
Ia juga merujuk pada laporan yang dikeluarkan oleh panel ahli PBB yang mempertanyakan transparansi dan integritas pemilihan presiden Venezuela baru-baru ini.
Sebuah tim beranggotakan empat orang yang dikirim oleh Sekretaris Jenderal PBB António Guterres berada di Caracas selama lebih dari sebulan menjelang pemilu tanggal 28 Juli, salah satu dari sedikit pengamat independen dari luar negeri yang diundang oleh pemerintahan Maduro.
Meskipun tim PBB tersebut memuji penyelenggaraan pemungutan suara, mereka juga mengecam keras Dewan Pemilihan Nasional karena melanggar peraturan daerah dan mengumumkan Maduro sebagai pemenang tanpa membuat tabel hasil dari 30.000 tempat pemungutan suara di seluruh negara itu -- sesuatu yang menurut tim itu seharusnya tidak terjadi dalam pemilu moderen. [ab/lt]
Forum