Perdana Menteri China Li Qiang disambut Kanselir Jerman Olaf Scholz di Berlin pada hari Senin (19/6) untuk pertemuan makan malam.
Pertemuan itu dilakukan di awal kunjungan Li ke Jerman dan Prancis, perjalanan pertamanya ke luar negeri sejak menjabat awal tahun ini.
Sebelum pertemuan itu, pada hari yang sama, Scholz mengumumkan bahwa Kelompok Tujuh (G7) negara ekonomi maju sedang mencari keseimbangan yang tepat antara perdagangan dengan China dan ketergantungan pada ekspor negara tersebut.
“G7 tidak punya kepentingan untuk menghambat kemajuan ekonomi China, dan pada saat yang sama kami juga berusaha menghindari ketergantungan ekonomi yang membahayakan,” kata Scholz di Berlin.
Kunjungan Li dilakukan ketika Eropa berusaha menyeimbangkan kekhawatiran akan ketergantungan ekonomi pada China dan sikapnya soal masalah Ukraina dan Taiwan, dengan keinginannya untuk mengajak Beijing bekerja sama mengatasi sejumlah isu seperti perubahan iklim.
Scholz telah menganjurkan pendekatan yang seimbang, menyerukan “penghilangan risiko,” yaitu berusaha menghindari ketergantungan yang berlebihan pada perdagangan dan produk China, dengan cara mendiversifikasi mitra Berlin, tapi dengan tegas menolak gagasan “pemutusan hubungan.”
Li sebelumnya dijamu oleh Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier hari Senin.
Ia dan delegasi besar menteri-menteri China akan bertemu dengan Scholz dan mitra mereka dari Jerman pada Selasa (20/6). Pertemuan itu akan menjadi ketujuh kalinya kedua negara menggelar konsultasi pemerintahan.
China telah menjadi mitra dagang tunggal terbesar Jerman dalam beberapa tahun terakhir, meskipun hanya unggul dari Amerika Serikat pada kuartal pertama tahun ini. [rd/jm]
Forum