Tautan-tautan Akses

Kapal Miliarder Inggris Tenggelam Tersapu Badai, Pencarian Korban Berlanjut


Para penyelam tiba di pelabuhan Porticello, di selatan Italia, Selasa, 20 Agustus 2024. Tim SAR kembali ke lokasi tenggelamnya kapal pesiar super mewah milik miliarder Inggris, Mike Lynch yang tenggelam tersapu badai. (Foto: Salvatore Cavalli/AP Photo)
Para penyelam tiba di pelabuhan Porticello, di selatan Italia, Selasa, 20 Agustus 2024. Tim SAR kembali ke lokasi tenggelamnya kapal pesiar super mewah milik miliarder Inggris, Mike Lynch yang tenggelam tersapu badai. (Foto: Salvatore Cavalli/AP Photo)

Para penyelam pada Rabu (21/8) melanjutkan pencarian korban yang selamat setelah kapal pesiar milik pengusaha teknologi Inggris, Mike Lynch, tenggelam di lepas pantai Sisilia di tengah badai hebat dua hari lalu. Pencarian tetap berlangsung, meskipun harapan untuk menemukan enam orang yang masih hilang dalam keadaan hidup makin menipis.

Bayesian, kapal superyacht sepanjang 56 meter, membawa 22 penumpang dan awak. Kapal yang berbendera Inggris itu sedang berlabuh di pelabuhan Porticello, dekat Palermo, ketika terbalik saat terjadi badai dahsyat menjelang fajar pada Senin (19/8).

Lima belas orang selamat, satu jenazah segera ditemukan, dan enam orang masih belum ditemukan, termasuk Lynch, putrinya yang berusia 18 tahun dan Jonathan Bloomer, kepala non-eksekutif pada perusahaan jasa keuangan, Morgan Stanley International.

Seorang fotografer Reuters menyaksikan kapal penyelamat penjaga pantai meninggalkan Porticello pada Rabu (21/8) pagi menuju lokasi kejadian, setelah pencarian dihentikan semalaman.

Upaya untuk menemukan korban atau jenazah sulit dilakukan karena kapal yang tenggelam berada di kedalaman sekitar 50 meter,

Pejabat pemadam kebakaran mengatakan penyelam hanya punya waktu 8-10 menit di lokasi bangkai kapal sebelum harus berenang kembali ke permukaan laut. Upaya mereka terhambat oleh ruang yang "sangat terbatas" di dalam bangkai kapal, kata juru bicara pemadam kebakaran,Luca Cari.

Taipan teknologi Inggris, Mike Lynch, memasukan pengadilan federal di San Francisco, AS, 26 Maret 2024. Lynch termasuk dari enam orang yang masih hilang setelah kapar pesiar mewah miliknya tersapu badai di Italia pada Senin, 19 Agustus 2024. (Foto: Michael Liedtke/AP Photo)
Taipan teknologi Inggris, Mike Lynch, memasukan pengadilan federal di San Francisco, AS, 26 Maret 2024. Lynch termasuk dari enam orang yang masih hilang setelah kapar pesiar mewah miliknya tersapu badai di Italia pada Senin, 19 Agustus 2024. (Foto: Michael Liedtke/AP Photo)

Para ahli tidak habis pikir bagaimana sebuah kapal mewah berukuran besar, yang dianggap memiliki perlengkapan dan fitur keselamatan kelas atas, bisa tenggelam dalam hitungan menit, seperti yang diceritakan oleh para saksi.

Kapal pesiar lain yang berlabuh di sebelahnya tidak terdampak oleh badai tersebut.

Matthew Schanck, ketua Dewan Pencarian dan Penyelamatan Maritim, mengatakan Bayesian adalah korban dari peristiwa cuaca yang berdampak besar dan langka.

“Melihat cuaca ekstrem, jika yang terjadi adalah semburan air, saya akan menggolongkannya sebagai peristiwa 'angsa hitam',” katanya kepada Reuters. “Dan bahkan di luar industri maritim, semua industri berjuang menghadapi peristiwa angsa hitam.”

Dia mengatakan dia yakin pihak berwenang akan "menyelidiki penyebab kecelakaan kapal tersebut, berkat keterangan para penyintas, saksi dan pemeriksaan terhadap kapal tersebut, yang tampaknya masih utuh di dasar laut.

Siapakah Mike Lynch?

Menurut kantor berita the Associated Press, Mike Lynch adalah pendiri perusahaan perangkat lunak, Autonomy Corp. Dia mendirikan perusahaan itu pada 1996.

Pria berusia 59 tahun itu meraup keuntungan besar ketika dia menjual Autonomy kepada Hewlett-Packard seharga $11 miliar pada 2011. Namun kesepakatan itu dengan cepat berubah menjadi kegagalan setelah dia dituduh menggoreng laporan keuangan untuk melancarkan penjualan Autonomy. Dia kemudian dipecat oleh Kepala Eksekutif (CEO) HP saat itu, Meg Whitman.

Dia bebas dari tuntutan pidana di Amerika Serikat (AS) pada Juni, tetapi masih menghadapi potensi tuntutan hukum yang besar akibat kasus perdata di London. [ft/rs]

Recommended

XS
SM
MD
LG