Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Bangkalan, dan Kota Surabaya, memutuskan melakukan penyekatan dan memeriksa setiap pengendara yang melintasi Jembatan Suramadu, sejak Minggu 6 Juni 2021 hingga 12 hari kedepan. Hal ini dikarenakan melonjaknya angka kasus positif COVID-19 di Kabupaten Bangkalan, Madura.
Data per 6 Juni 2021 menyebutkan terdapat 1.799 yang terkonfirmasi positif, dengan 70 lebih kasus positif baru. Beberapa pasien yang dirujuk ke rumah sakit di Surabaya sebagian besar meninggal dalam kurang dari 24 jam, karena kondisi pasien yang sudah memburuk.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan penyekatan dan pemeriksaan di akses Jembatan Suramadu dilakukan untuk mengantisipasi perebakan virus corona ke berbagai daerah termasuk ke Surabaya. Ia berharap langkah ini membantu Pemerintah Kabupaten Bangkalan dalam melakukan penanganan warganya yang terinfeksi.
“Insyaallah, penyekatan yang di Surabaya ini dilakukan, ketika ada yang positif maka mempermudah dari Pak Bupati untuk melakukan tracing di sana, atau pun sebaliknya,” ujar Eri Cahyadi.
Selama ini warga Bangkalan, Madura melintasi Jembatan Suramadu untuk bekerja di Surabaya. Namun, ada juga mereka yang memiliki tempat tinggal atau memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Surabaya. Situasi ini yang menurut Eri Cahyadi, harus dicermati bersama antar pemerintah daerah di Bangkalan dan Surabaya, untuk melindungi warga dari perebakan virus corona.
“Orang Madura tinggal di Surabaya, banyak, KTPnya masih Madura. Orang Surabaya, KTP Surabaya tapi tinggal di Madura, kan ini tidak bisa dipisahkan, saya selalu bilang ini satu kesatuan. Itu nanti yang, Insyaallah, kita lakukan. Jadi apa yang nanti dibutuhkan Pak Bupati, tadi yang saya sampaikan ada satu pintu yang akan jadi tempat penyekatan, kita akan support penuh,” lanjut Eri.
Penyekatan yang dilakukan di Jembatan Suramadu mendapat perhatian dari pemerintah pusat.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengapresiasi langkah tanggap dan kerja sama pemerintah di Jawa Timur dalam menangani kasus corona. Budi memerintahkan pembenahan fasilitas rumah sakit di Bangkalan, agar mampu menangani pasien positif corona. Selama ini pasien dirujuk ke rumah sakit di Surbaya, karena keterbatasan fasilitas rumah sakit di Bangkalan. Budi yakin, penyekatan dan pemeriksaan ini dapat mencegah perebakan semakin meluas.
“Bu Gubernur, Pak Bupati, sama Pak Wali Kota kompak, saya percaya kalau ini bisa dikerjakan bersama-sama harusnya bisa selesai. Intinya adalah, rumah sakit di sana (Bangkalan) harus dirajut (dibenahi) dulu, supaya tekanannya tidak besar,” kata Budi.
Di Surabaya telah disiapkan enam rumah sakit sebagai rujukan pasien COVID-19. Satgas COVID-19 Jawa Timur juga akan mendirikan rumah sakit darurat di kawasan akses Suramadu, untuk menangani pasien yang terbukti positif. Budi Gunadi meminta masyarakat menahan diri untuk keluar rumah, dan tetap mematuhi protokol kesehatan sampai dua minggu kedepan. Ini dilakukan untuk menekan angka kasus positif corona, khususnya di Bangkalan, Madura.
“Bisa ditahan dulu deh sementara, lebih banyak stay di rumah dulu, sampai nanti habis dua minggu sudah turun kemudian bisa jalan lagi. Saya juga bilang pakai masker, yang nomor satu. Saya sudah ngomong sama Pak Bupati, kalau teman-teman di Bangkalan itu bisa pakai masker ya bagus. Kemudian ya itu tadi, testingnya tidak usah merasa takut untuk dites. Kalau toh pun nanti ketemu positif kan bisa dirawat, diisolasi, tidak usah terlalu khawatir,” tandas Budi. [pr/em]