Pihak berwenang dari distrik paling padat di Beijing mengimbau masyarakat untuk tidak keluar rumah pada Senin (21/11), memperpanjang imbauan sebelumnya yang dikeluarkan pada akhir pekan. Perkembangan itu terjadi ketika jumlah kasus COVID-19 di kota itu meningkat. Banyak bisnis tutup dan sekolah-sekolah kini beralih ke mode online.
Secara nasional, jumlah kasus baru pada Minggu (20/11) mendekati puncak pada bulan April di saat China berusaha melawan perebakan virus tersebut di berbagai kota di seluruh negara itu, dari Zhengzhou di provinsi Henan hingga Guangzhou di selatan dan Chongqing di barat daya.
Di wilayah Beijing, dua kematian akibat COVID-19 dilaporkan pada Minggu (20/11). Pihak berwenang sebelumnya melaporkan kematian seorang pria Beijing berusia 87 tahun. Kematian itu menandai fatalitas COVID-19 resmi pertama di negara itu sejak 26 Mei. Hal itu membuat total kematian akibat COVID-19 di negara itu menjadi 5.227. Belum jelas apakah kematiannya adalah satu dari dua yang dilaporkan pada Minggu (20/11).
Selain itu, kota tersebut juga melaporkan 154 infeksi COVID-19 bergejala yang ditularkan secara lokal dan 808 kasus tak bergejala, kata para pejabat setempat pada Senin (21/11).
Angka itu lebih banyak dibandingkan yang tercatat sehari sebelumnya, yakni 69 kasus bergejala dan 552 kasus tak bergejala. Para pejabat juga menemukan 266 kasus di luar area karantina pada Minggu (20/11). [vm/rs]
Forum