Terkejut dan kurang tidur, penumpang yang diselamatkan dari feri Yunani-Italia yang terbakar di Pulau Corfu mengatakan pada Sabtu (19/2) bahwa mereka merasa lega karena masih hidup. Namun beberapa dari mereka merasa khawatir akan mata pencaharian di masa mendatang setelah kehilangan truk dan kargo dalam peristiwa nahas itu.
Lebih dari 24 jam sejak kebakaran terjadi pada Jumat (18/2) pagi, tim penyelamat masih mencari 12 orang yang hilang. Beberapa dari mereka terjebak di kapal, saat petugas pemadam kebakaran berjuang untuk menjinakkan api di kapal beberapa mil di lepas pantai Corfu.
"Kami melihat kematian di depan kami," kata Danilo Carlucci kepada Reuters di sebuah hotel di Corfu, tempat puluhan penumpang yang diselamatkan, termasuk keluarga dengan anak-anak dan bayi, dibawa ke tempat perlindungan.
Banyak penumpang kapal, termasuk Carlucci, adalah pemilik atau pengemudi truk yang mengangkut barang, dari gelas plastik hingga karpet, antara Yunani dan Italia atau negara Eropa lainnya.
Perjalanan sembilan jam dari Igoumenitsa, sebuah pelabuhan di Yunani Barat, ke Pelabuhan Brindisi di Italia, adalah bagian dari rutinitas mingguan mereka.
Pemilik truk Massimo Averna mengatakan dia tertidur ketika anggota kru datang mengetuk pintu kabinnya pada pukul 04.00 waktu setempat, berteriak agar penumpang meninggalkan kapal.
Averna naik feri untuk pertama kalinya sejak membeli truk baru seharga 200.000 euro untuk mengangkut pelet termo dari Athena ke Italia.
Valentino Turlakov yang berusia enam belas tahun mengatakan bahwa itu adalah "malam yang benar-benar menakutkan yang tidak akan pernah saya lupakan dalam hidup saya."
Banyak dari 280 penumpang yang diselamatkan mengatakan mereka berharap tim penyelamat dapat menyelamatkan 12 penumpang yang hilang yang berasal dari Bulgaria, Yunani, Turki dan Lithuania. [ah]