CANBERRA —
Negara-negara yang terlibat dalam pencarian pesawat Malaysia Airlines yang hilang belum sepakat mengenai bagaimana cara membagi biaya, menurut pemimpin tim pencarian dari Australia, Selasa (10/6).
Para pejabat Malaysia sedang ada di ibukota Australia, Canberra, untuk membahas fase selanjutnya untuk pencarian di dasar laut untuk jet penerbangan MH370 itu, yang diduga jatuh di Samudera Hindia pada 8 Maret dengan 239 penumpang dan awak di dalamnya.
Malaysia bertanggung jawab atas pencarian karena Boeing 777 itu terdaftar di negara tersebut. Namun Australia mengkoordinasi pencarian sebagai negara terdekat dengan lokasi tempat pesawat diduga jatuh. Sebagian besar dari penumpang adalah warga China dan pemerintah mereka memainkan peran aktif dalam pencarian.
"Kami masih bernegosiasi mengenai pembagian biaya dengan, misalnya, Malaysia," ujar kepala Pusat Koordinasi Lembaga Gabungan Australia, Angus Houston, kepada stasiun televisi Australian Broadcasting Corp.
Sebuah pencarian di dasar laut dengan menggunakan kapal selam tak berawak yang dikendalikan dari jarak jauh, berakhir bulan lalu tanpa ditemukannya jejak pesawat.
Australia mengontrak operator-operator swasta untuk melakukan pencarian yang jauh lebih besar menggunakan peralatan sonar yang kuat. Pencarian baru itu diperkirakan akan berjalan lebih dari delapan bulan.
Pemerintah Australia diperkirakan akan menghabiskan A$90 juta (US$84 juta) untuk pencarian tersebut pada Juli 2015. Namun biaya sebenarnya yang harus ditanggung Australia akan bergantung pada seberapa cepat puing-puing pesawat dapat ditemukan dan seberapa besar sumbangan yang diberikan negara-negara lain.
Menteri Keuangan Federal Australia, Joe Hockey mengatakan, pemerintahnya tidak akan lalai dalam memenuhi tanggung jawab finansial untuk melakukan pencarian di wilayah Australia.
"Dapat dipahami bahwa pesawat jatuh di perairan yang menjadi tanggung jawab kami," ujar Hockey pada wartawan di Sydney.
"Dan ada biaya untuk tanggung jawab tersebut. Dan kami tidak melalaikannya. Kami menerima tanggung jawab itu dan akan membayarnya." (AP/Rod McGuirk)
Para pejabat Malaysia sedang ada di ibukota Australia, Canberra, untuk membahas fase selanjutnya untuk pencarian di dasar laut untuk jet penerbangan MH370 itu, yang diduga jatuh di Samudera Hindia pada 8 Maret dengan 239 penumpang dan awak di dalamnya.
Malaysia bertanggung jawab atas pencarian karena Boeing 777 itu terdaftar di negara tersebut. Namun Australia mengkoordinasi pencarian sebagai negara terdekat dengan lokasi tempat pesawat diduga jatuh. Sebagian besar dari penumpang adalah warga China dan pemerintah mereka memainkan peran aktif dalam pencarian.
"Kami masih bernegosiasi mengenai pembagian biaya dengan, misalnya, Malaysia," ujar kepala Pusat Koordinasi Lembaga Gabungan Australia, Angus Houston, kepada stasiun televisi Australian Broadcasting Corp.
Sebuah pencarian di dasar laut dengan menggunakan kapal selam tak berawak yang dikendalikan dari jarak jauh, berakhir bulan lalu tanpa ditemukannya jejak pesawat.
Australia mengontrak operator-operator swasta untuk melakukan pencarian yang jauh lebih besar menggunakan peralatan sonar yang kuat. Pencarian baru itu diperkirakan akan berjalan lebih dari delapan bulan.
Pemerintah Australia diperkirakan akan menghabiskan A$90 juta (US$84 juta) untuk pencarian tersebut pada Juli 2015. Namun biaya sebenarnya yang harus ditanggung Australia akan bergantung pada seberapa cepat puing-puing pesawat dapat ditemukan dan seberapa besar sumbangan yang diberikan negara-negara lain.
Menteri Keuangan Federal Australia, Joe Hockey mengatakan, pemerintahnya tidak akan lalai dalam memenuhi tanggung jawab finansial untuk melakukan pencarian di wilayah Australia.
"Dapat dipahami bahwa pesawat jatuh di perairan yang menjadi tanggung jawab kami," ujar Hockey pada wartawan di Sydney.
"Dan ada biaya untuk tanggung jawab tersebut. Dan kami tidak melalaikannya. Kami menerima tanggung jawab itu dan akan membayarnya." (AP/Rod McGuirk)