Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada hari Kamis (6/7) menuduh Israel mengerahkan pasukan dalam jumlah sangat besar dalam menghadapi kelompok-kelompok warga Palestina dalam penyerbuan baru-baru ini. Ia juga memperingatkan Israel agar tidak mengeskalasi kekerasan.
Operasi militer berskala besar oleh Israel di daerah pendudukan Tepi Barat awal pekan ini menewaskan 12 orang Palestina dan seorang tentara Israel.
“Saya sangat mengutuk semua tindak kekerasan terhadap warga sipil, termasuk tindakan teror,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada wartawan di New York.
“Ada kekuatan berlebihan yang dikerahkan pasukan Israel,” ungkapnya.
Israel mempunyai “kekhawatiran yang sah atas keamanannya,” lanjut Guterres, “Tetapi eskalasi bukanlah jawabannya. Itu hanya meningkatkan radikalisasi dan mengarah ke siklus kekerasan dan pertumpahan darah yang semakin dalam.”
Serbuan Israel, yang melibatkan ratusan tentara, serangan drone dan buldoser lapis baja, menyasar kota Jenin di sebelah utara Tepi Barat, yang menjadi pusat sejumlah kelompok bersenjata Palestina.
Guterres menyebut serangan udara dan operasi darat Israel di kamp pengungsi yang padat itu sebagai “kekerasan terburuk di Tepi Barat dalam bertahun-tahun, dengan dampak besar terhadap warga sipil, termasuk lebih dari seratus orang terluka dan ribuan orang terpaksa mengungsi.”
Di tengah kekerasan yang terjadi selama berhari-hari, seorang penyerang asal Palestina di Tel Aviv pada hari Selasa (4/7) melukai tujuh warga Israel dalam sebuah serangan penabrakan mobil dan penusukan sebelum seorang warga sipil bersenjata menembak mati pelaku.
“Memulihkan harapan warga Palestina akan proses politik yang bermakna, yang mengarah pada solusi dua negara dan diakhirinya pendudukan merupakan kontribusi penting Israel terhadap keamanannya sendiri,” tambah Guterres.
Ia juga meminta Israel, sebagai negara yang melakukan pendudukan, untuk “memastikan bahwa warga sipil dilindungi dari segala bentuk tindak kekerasan.” [rd/ka]
Forum