Indonesia menyampaikan kecaman terhadap serangan teroris di pinggiran Moskow, Rusia, Sabtu (23/3), yang sejauh ini telah menewaskan 143 orang dan melukai ratusan lainnya.
Kementerian Luar Negeri mengatakan “sejauh ini tidak terdapat warga negara Indonesia” dalam insiden yang menghenyakkan Rusia itu.
Sedikitnya 43 orang tewas ketika sejumlah laki-laki bersenjata menyerang Crocus City Hall, sebuah gedung konser di Krasnogorsk, di barat daya jantung ibu kota Moskow, Sabtu. Ratusan lainnya luka-luka dalam insiden yang mirip dengan serangan teroris terkoordinasi di Paris, Prancis, pada 2015.
Media-media Rusia melaporkan pihak berwenang Rusia mengatakan telah menangkap 11 orang. Associated Press melaporkan Komite Penyelidik Rusia mengatakan empat dari 11 yang ditangkap itu terlibat langsung dalam serangan yang meluluhlantakkan gedung konser dan pusat perbelanjaan karena ambruknya beberapa atap gedung.
Kementerian Luar Negeri menyampaikan “duka cita dan simpati yang mendalam kepada korban dan keluarganya.”
Serangan Mungkin Dipicu Hubungan Rusia-Taliban
Menanggapi serangan teroris di Moskow itu, pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh, Aceh, Al Chaidar, mengatakan serbuan yang tampaknya dilakukan oleh ISIS Khorasan (ISKP) itu dipicu karena hubungan Rusia dan Taliban.
"(Faktor) lain adalah kemungkinan Perang Rusia-Ukraina yang juga mengajak Chechnya ikut teribat di dalamnya. Chehchnya dulu adalah sekutu dari kelompok ISKP ini," ujar Al Chaidar kepada VOA, Sabtu (23/3).
Al Chaidar menambahkan bahwa ISKP pada 2014 menganggap Chechnya adalah bagian dari ISIS. Kelompok ini murka ketika Chechnya bergabung dengan Rusia.
Sementara terkait agresi militer Israel ke Jalur Gaza, Al Chaidar mengatakan sejak awal ISIS memang tidak mau turut campur dalam perjuangan bangsa Palestina. Sebabnya, ISIS menilai perjuangan Palestina tidak murni perjuangan tauhid, tetapi merupakan perjuangan untuk meraih kemerdekaan atau karena nasionalisme
WNI di Rusia Diminta Tingkatkan Kewaspadaan
Sementara KBRI di Moskow secara khusus meminta seluruh warga negara Indonesia di Negara Beruang Merah itu untuk “meningkatkan kewaspadaan, terutama di tempat-tempat umum; dan untuk sementara waktu menghindari bepergian ke tempat keramaian umum.”
WNI di Rusia juga diserukan untuk “terus memantau dan mengikut arahan dari pemerintah/otoritas setempat,” dan untuk tetap “mengikuti perkembangan situasi dari sumber berita resmi.”
KBRI di Moskow menggarisbawahi perlunya seluruh WNI di Rusia “membawa dokumen identitas (paspor) saat bepergian dan beraktifitas sehari-hari” terutama karena adanya peningkatan penjagaan keamanan di tempat-tempat umum, transportasi umum, stasiun kereta api dan bandara udara.
KBRI di Moskow memasang nomor telepon darurat di website mereka dan telah membagikannya kepada seluruh WNI di Rusia, untuk segera dihubungi jika berada dalam situasi darurat. Nomor tersebut adalah: +79 8575 024 10.
Bidang Penerangan dan Protokoler KBRI di Moskow mengatakan kepada VOA bahwa pemerintah setempat telah mengeluarkan pengumuman bahwa “seluruh kegiatan publik, termasuk konser, pertandingan olahraga dan festival yang melibatkan kerumunan massa pada 23-24 Maret ditangguhkan.” Diharapkan situasi berangsur normal kepada pada Senin (25/3). [fw/em]
Forum