Jumlah migran yang berusaha menyeberangi perbatasan Amerika Serikat-Meksiko berada pada tingkat tertinggi dalam 20 tahun terakhir, di tengah persiapan AS untuk menerima imigran dalam jumlah yang lebih besar seiring dicabutnya perintah dari era pandemi yang menolak menerima para pencari suaka.
Otoritas imigrasi menghentikan migran sebanyak 221.303 kali di sepanjang perbatasan di barat daya pada Maret lalu, sebuah peningkatan sebesar 34 persen dari bulan sebelumnya, menurut data Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS yang diserahkan ke pengadilan federal di Texas.
Angka-angka baru itu dibeberkan ketika pemerintahan Presiden Joe Biden berada di bawah tekanan meningkat sehubungan berakhirnya perintah kesehatan masyarakat yang memungkinkan pihak berwenang AS menolak sebagian besar migran, termasuk pencari suaka yang menghadapi ancaman penganiayaan di negara mereka.
Jumlah migran meningkat hampir setiap bulan sejak Presiden Joe Biden menjabat, menjadi umpan bagi lawan politik yang menunjuk peningkatan itu sebagai bukti bahwa pemerintahan ini lebih lemah dalam mengurus keamanan perbatasan daripada pendahulunya.
Jumlah orang mengantri di luar negeri untuk mencari suaka di AS, serta kondisi ekonomi dan politik yang mengerikan di sebagian besar negara Amerika Latin dan Karibia, berdampak pada naiknya jumlah migran. Para kritikus pemerintah menyalahkan Biden, dengan alasan langkah yang diambil pemerintahannya dengan memutarbalikkan kebijakan era Trump telah mendorong orang untuk datang.
Jumlah penyeberangan ilegal, atau kedatangan migran di luar pelabuhan masuk resmi, berkisar hampir 210.000 pada Maret, melampaui tingkat tertinggi sebelumnya pada masa kepresidenan Biden sebesar 200.658 yang tercatat pada bulan Juli lalu. [ps/jm]