Tautan-tautan Akses

Kedutaan Besar AS Kritik Kuba Soal Pelanggaran Kebebasan Beragama


Bendera AS berkibar di Kedutaan Besar AS di Havana, Kuba, Senin, 18 Maret 2019. (Foto: AP)
Bendera AS berkibar di Kedutaan Besar AS di Havana, Kuba, Senin, 18 Maret 2019. (Foto: AP)

Kedutaan Besar AS di Havana pada hari Jumat (4/6) menuduh Kuba melanggar kebebasan beragama, hanya beberapa hari sebelum dimulainya KTT Amerika di Los Angeles, yang tidak mengundang Kuba.

Dalam unjuk rasa anti-pemerintah Kuba yang belum pernah terjadi sebelumnya Juli tahun lalu, “pasukan pemerintah melakukan tindakan kekerasan, menangkap dan melecehkan para pemimpin berbagai komunitas keagamaan yang mengikuti aksi unjuk rasa damai di seantero negeri,” kata pihak kedubes melalui Twitter.

Cuitan itu merujuk pada laporan tahunan Departemen Luar Negeri AS tentang kebebasan beragama di seluruh dunia.

Cuitan itu juga menyebut keputusan Menlu AS Antony Blinken November lalu untuk memasukkan Kuba ke dalam daftar negara yang patut diawasi secara khusus, di mana kondisi kebebasan beragama menjadu perhatian khusus.

Kedubes AS di Havana memberikan sejumlah contoh, seperti pemukulan terhadap Pastor Jose Castor Alvarez oleh pasukan keamanan “ketika ia menawarkan bantuan kepada seseorang yang terluka dalam unjuk rasa” dan terhadap Pastor Lorenzo Rosales, yang “dihukum 10 tahun penjara karena ikut serta dan sebuah pawai unjuk rasa.”

Kritik itu disampaikan tiga hari sebelum KTT Amerika dilangsungkan di Los Angeles.

Sebagai tuan rumah, AS tidak mengundang Kuba, Nikaragua dan Venezuela – tiga negara yang dipandang tidak demokratis.

Beberapa pemimpin negara Amerika Latin telah menyatakan akan memboikot acara itu sebagai bentuk “solidaritas” dengan negara-negara yang dikecualikan. [rd/pp]

XS
SM
MD
LG