Amerika dan Kuba memulihkan sepenuhnya hubungan diplomatik hari Senin. Misi kedua negara telah ditingkatkan dari misi kepentingan khusus menjadi kedutaan.
Untuk pertama kalinya sejak tahun 1961 bendera Kuba akan berkibar di kedutaan besar Kuba yang baru direnovasi di kota Washington, tidak jauh dari Gedung Putih.
Hari Senin pagi, bendera Kuba dengan sebuah bintang di dalam segitiga berwarna merah, dengan tiga strip berwarna biru di atas latar belakang putih akan berkibar di atas kedutaan itu, dan juga akan dipasang di antara deretan bendera semua negara yang punya hubungan diplomatik dengan Amerika di ruang tamu Departemen Luar Negeri.
Sementara itu, di jalan-jalan di Havana, rakyat Kuba optimistik pemulihan hubungan ini akan menjadi langkah pertama menuju normalisasi sepenuhnya hubungan kedua negara.
"Bagi kami ini penting. Saya kira ini langkah tegas ke arah normalisasi hubungan, dengan kata lain sebagai rakyat Kuba kami merayakan hal ini dan menunggu untuk menyaksikan apa yang akan terjadi yang kami yakin adalah hal-hal yang layak bagi rakyat Kuba dan rakyat Amerika," kata Alberto Matos.
Hal yang sama dirasakan oleh penduduk di lingkungan Washington DC dimana kedutaan Kuba berlokasi sejak tahun 1917.
"Benar-benar hal yang baik bagi hubungan antara kedua negara. Setelah hampir 60 tahun lebih tanpa pembicaraan, sehingga dengan dibukanya kembali kedutaan setidaknya pembicaraan dimulai, akan menjadi hal yang menarik untuk menyaksikan akan kemana arahnya kelak," kata Jeremy Rechtein.
Lima ratus orang diundang menghadiri pembukaan kedutaan Kuba di Washington termasuk Menteri Luar Negeri Kuba Rodriguez Parilla. Menlu Amerika John Kerry secara resmi akan menyambut Rodriguez Parilla di Departemen Luar Negeri dimana mereka akan mengadakan konperensi pers bersama. Kerry akan membuka kedutaan besar Amerika di Havana dalam waktu dekat ini.
Tapi tidak semua orang gembira dengan pembukaan hubungan diplomatik ini. Senator Marco Rubio dari partai Republik, keturunan imigran dari Kuba dan calon presiden untuk pemilihan tahun 2016 bertekad akan memutuskan hubungan dengan apa yang disebutnya “negara komunis yang anti-Amerika” itu.
Marco Rubio, Senator Amerika dari Partai Republik sebelumnya mengatakan belum ada penekanan yang memadai pada catatan HAM Kuba. Awal tahun ini Rubio mengatakan “Pandangan mereka mengenai HAM berbeda dengan kita, pandangan-pandangan mereka sama sekali salah dan tidak bermoral”.
Pembukaan kembali kedutaan itu merupakan puncak perundingan di balik layar antara kedua negara. Perundingan-perundingan itu diakhiri dengan pernyataan terbuka berturut-turut oleh Presiden Amerika Barack Obama dan Presiden Kuba Raul Castro bulan Desember lalu, bahwa kedua pihak akan menormalisasi hubungan yang renggang setelah kakak Raul Castro, Fidel menggulingkan Presiden Fulgencio Batista tahun 1959 dan membentuk kediktatoran komunis. (my/lt)