Reformasi sistem perdagangan global yang lama tertunda telah memicu peningkatan ketegangan di antara negara-negara dengan ekonomi besar, dan menghambat manfaat ekonomi yang paling sering dirasakan oleh negara miskin, demikian menurut laporan baru yang dirilis Minggu (30/9).
Kegagalan dalam menyesuaikan aturan perdagangan global selama dua dekade terakhir, khususnya di bidang pertanian dan jasa, telah merusak potensi untuk mendorong pertumbuhan dan mengurangi kemiskinan, kata laporan bersama oleh Dana Moneter Internasional, Organisasi Perdagangan Dunia dan Bank Dunia.
Organisasi-organisasi tersebut mendesak agar upaya dilipatgandakan untuk mempercepat reformasi, terutama di WTO, untuk menyelamatkan manfaat perdagangan bagi perekonomian, yang telah terhenti, dan memastikan kemakmuran dirasakan oleh lebih banyak orang.
Presiden AS Donald Trump memanfaatkan meningkatnya antagonisme terhadap globalisasi dalam kampanyenya dan sejak menjabat telah mengejar kebijakan perdagangan konfrontatif, termasuk memberlakukan tarif impor tinggi.
Trump juga mengecam keras WTO, yang katanya telah memungkinkan China mengeksploitasi berbagai peraturan dan bersikap tidak adil terhadap Amerika Serikat.
IMF telah memperingatkan bahwa konfrontasi perdagangan merupakan risiko serius bagi perekonomian global karena dapat merusak pertumbuhan ekonomi.
Dan laporan WTO pekan lalu mengatakan perdagangan global akan lebih lambat dari perkiraan sebelumnya, sementara ketegangan perdagangan yang meningkat "akan memperlambat pertumbuhan perdagangan untuk sisa tahun ini dan pada 2019." [as]