Badan Antidoping Dunia (WADA) menolak menerima kembali Badan Antidoping Rusia (RUSADA), menyatakannya belum mematuhi peraturan-peraturan badan pengawas olahraga dunia itu dan memperbesar risiko atlet-atlet Rusia mungkin dilarang mengikuti Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan pada Februari 2018.
Pada pertemuan di Seoul hari Kamis (16/11), Dewan Pendiri WADA menerima rekomendasi dari Komite Peninjau Kepatuhan, yang menyatakan pihak berwenang Rusia masih menolak mengakui temuan-temuan dalam laporan WADA pada Juli 2016 yang mendapati adanya doping yang sistemik dan disponsori negara di Rusia.
Rusia juga menolak memberi akses ke sampel tes di sebuah laboratorium antidoping Moskow yang disegel dan masih ada masalah mendapatkan akses ke atlet-atlet Rusia untuk dites di beberapa kota, kata ketua komite itu, Jonathan Taylor.
WADA menetapkan RUSADA tidak patuh pada peraturan badan dunia itu pada November 2015 setelah menyelidiki bukti mengenai program doping yang disponsori negara, yang pertama kali diungkapkan oleh televisi Jerman ARD setahun sebelumnya. WADA membeberkan rencana bagi RUSIA untuk menunjukkan kepatuhannya agar dapat diterima kembali.
Pihak berwenang Rusia bersikukuh bahwa tidak ada sistem pemberian obat-obat peningkat kinerja yang disponsori negara bagi para atlet dan tidak menutup-nutupi hasil tes dengan menyebut hanya beberapa atlet saja yang melakukannya. Mereka menyatakan laboratorium tes Moskow disegel
bukan untuk menghalangi akses ke sampel tes, melainkan karena adanya penyelidikan federal.
Para pejabat olahraga Rusia dalam pertemuan WADA di Seoul menolak menjawab pertanyaan dari media Barat yang menunggu di sana, tetapi mengadakan brifing tertutup untuk media Rusia.
Presiden Komite Olimpiade Rusia Alexander Zhukov mengatakan kepada kantor berita Rusia Interfax bahwa Moskow tidak akan pernah dapat menerima sepenuhnya klaim terhadap RUSADA karena Rusia tidak memiliki sistem doping yang didukung negara. [uh]