Kejaksaan Thailand, Jumat (24/7), secara resmi mencabut semua gugatan terhadap seorang warga negara itu yang menjadi pewaris bisnis minuman energi Red Bull yang dituduh membunuh seorang polisi dalam kecelakaan mobil tahun 2012.
Letnan Kolonel Polisi Thanawuth Sanguansuk dari Kepolisian Thong Lor, Bangkok, mengukuhkan bahwa semua tuduhan terhadap Vorayuth Yoovidhya telah dicabut. Beberapa tuduhan telah habis masa berlakunya untuk bisa diproses pengadilan, sementara tuduhan berkendaraan secara ceroboh sehingga mengakibatkan kematian masih berlaku hingga sekitar delapan tahun lagi.
Kasus Vorayuth menarik banyak perhatian karena ada persepsi bahwa orang kaya dan mereka yang memiliki banyak koneksi memiliki kekebalan dalam sistem pengadilan Thailand. Para petinggi di pengadilan, seperti di lembaga-lembaga pemerintah lain, dalam beberapa tahun belakangan juga dituduh bersikap bias dalam politik.
Thanawuth mengatakan, tim jaksa penuntut yang menangani kasus itu sebetulnya telah memberi tahu polisi mengenai keputusan mereka untuk mencabut tuduhan yang masih berlaku itu bulan lalu. “Mereka mengatakan, keluarga polisi yang menjadi korban telah diberi kompensasi oleh keluarga Vorayuth,” kata Thanawuth.
Keluarga Vorayuth memiliki setengah kerajaan bisnis Red Bull, yang didirikan bersama oleh kakeknya. Majalah Forbes menempatkan mereka sebagai keluarga terkaya ke-dua di Thailand dengan nilai kekayaan 20,2 miliar dolar.
Vorayuth, yang lebih dikenal dengan sebutan Boss, ditangkap terkait kecelakaan pada 3 September 2012. Ia diduga mengebut dengan Ferrari di jalanan Bangkok dengan kecepatan 177 kilometer per jam sewaktu menabrak mati polisi bernama Wichean Klunprasert yang saat itu sedang berkendaraan motor.
Vorayuth meninggalkan lokasi kecelakaan tanpa melapor. Penyelidikan menunjukkan, ia kemungkinan pelakunya. Awalnya Vorayuth mengatakan, supirnya yang mengendarai Ferrari itu. Namun, akhirnya ia mengakuinya dan menyerahkan diri ke polisi.
Pada hari menyerahkan diri itu, ia juga dibebaskan dengan jaminan 16.000 dolar. Tim pengacaranya berhasil menghalangi tuntutan agar ia tampil di pengadilan hingga April 2017, sewaktu surat perintah penangkapan dikeluarkan beberapa hari setelah ia bepergian ke luar negeri. Paspor Thailand-nya kemudian ditahan.
Meski menghadapi gugatan hukum, Vorayuth telah menjalani kehidupan dengan menjelajahi dunia. Beberapa yang dilakukannya antara lain, terbang dengan pesawat pribadi Red Bull untuk menyaksikan balapan mobil Formula One, pergi bermain ski di Jepang, dan berlibur dengan kapal pesiar di Venesia. Kehidupan jet-set-nya, yang diselidiki Associated Press, membuat marah banyak warga Thailand. [ab/uh]