Harga minyak global naik ke tingkat tertinggi dalam lebih dari dua tahun pada hari Jumat. Ini menimbulkan masalah bagi penerbangan, pengemudi mobil, dan pemilik kapal.
Pemberontakan di Libya telah mengurangi ekspor minyak negara tersebut, dan pedagang minyak khawatir kerusuhan mungkin berdampak pada produsen lain di Afrika Utara dan Timur Tengah.
Kekhawatiran mengenai pasokan minyak itu menjadi lebih parah oleh beberapa laporan optimis tentang ekonomi Amerika hari Jumat, yang bisa memicu naiknya permintaan akan minyak, sehingga semakin meningkatkan harga.
Keprihatinan semacam itu mendorong harga minyak di New York naik lebih dari dua dolar, mencapai setinggi 104,64 dolar per barel. Harga juga naik di perdagangan London.
Analis Standard & Poor 500 mengatakan naiknya harga minyak terutama akan sangat memukul maskapai penerbangan karena 40 persen biaya industri tersebut adalah untuk bahan bakar jet. Laporan S & P 500 menyebutkan maskapai penerbangan baru-baru ini telah memangkas kapasitas dan biaya, yang memperbaiki kemampuan mereka menyerap guncangan harga.
Pada hari Jumat, kekhawatiran akan bahan bakar mendorong pemerintah Spanyol untuk menurunkan batas kecepatan nasional 10 kilometer per jam menjadi 110 kilometer per jam. Ini salah satu dari beberapa langkah sementara guna menghemat bahan bakar yang telah dipertimbangkan selama beberapa waktu.
Tindak kekerasan yang mengkhawatirkan konsumen minyak juga merisaukan pemilik kapal tanker yang mengambil minyak mentah di Libya dan mengantarnya ke pasar Eropa dan negara-negara lain. Industri asuransi maritim menambahkan Libya ke daftar tujuan yang dianggapnya berisiko tinggi.