Ketidakmampuan Amerika Serikat untuk menekan kekuatan militer China yang sedang berkembang, mendorong Beijing mempercepat rencananya untuk menyusun kembali tatanan internasional yang sesuai dengan citranya, kata seorang komandan militer AS kepada anggota Kongres pada hari Selasa (9/3).
Kecemasan tentang perilaku agresif China bukanlah hal baru – pejabat militer dan intelijen AS berulang kali memperingatkan tentang investasi militer China, disinformasi, serta operasi mata-mata dan dunia maya semasa pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Namun, peringatan itu menjadi darurat baru di bawah Presiden Joe Biden. Menteri Pertahanan dalam pemerintahan Biden sekarang berulang kali menyebut China sebagai "ancaman masa depan."
"Saya khawatir mereka mempercepat ambisi untuk menggantikan Amerika Serikat dan peran kepemimpinan kita dalam tatanan internasional yang berdasarkan aturan," kata Laksamana Philip Davidson, komandan Komando Indo-Pasifik AS, di depan anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat AS.
Ia menambahkan, "Mereka telah lama mengatakan ingin mencapainya pada tahun 2050 ... Saya khawatir mereka membuat target itu lebih cepat."
Pada hari Selasa, Davidson – yang akan pensiun akhir tahun ini – menyebut China "ancaman strategis jangka panjang terbesar bagi keamanan abad ke-21."
China diperkirakan akan meningkatkan pengeluaran untuk militernya sebesar 6,8% dalam tahun anggaran depan. [ps/lt]