Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto dalam keterangan resmi tertulisnya mengatakan telah terjadi penganiayaan oleh kelompok separatis bersenjata –sebutan yang digunakan militer Indonesia pada kelompok bersenjata di Papua– terhadap dua orang warga asli Papua di Kampung Wandai, Distrik Homeo, Kabupaten Intan Jaya, Jumat (22/5) sekitar pukul 13.00 WIT. Penganiayaan tersebut menyebabkan satu orang tewas setelah mengalami luka akibat senjata tajam.
"Kepala Puskesmas Kampung Wandai, Ale Melik Bogau, mengalami luka sabetan parang (kondisi masih hidup) dan Heniko Somau meninggal dunia," kata Eko kepada VOA, Sabtu (23/5).
Dugaan sementara motif penganiayaan tersebut, lanjut Eko, adalah karena kelompok bersenjata ini menilai kedua korban sebagai mata-mata aparat TNI-Polri. Padahal kedua korban merupakan Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan COVID-19 Kabupaten Intan Jaya yang ditugaskan untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar wilayah Distrik Homeyo tentang bahayanya virus corona.
"Langkah-langkah yang diambil aparat keamanan gabungan TNI-Polri antara lain memberikan penekanan kepada seluruh jajaran satuan di wilayah agar meningkatkan kewaspadaan. Selanjutnya membantu mengevakuasi korban penganiayaan ke rumah sakit terdekat," ujar Eko.
Kondisi keamanan di kampung Wandai, distrik Homeo, sejauh ini dapat terkendali. Namun aparat gabungan TNI-Polri masih melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap pelaku penganiayaan.
Serangan Juga Terjadi di Tembagapura
Sebelumnya, kelompok bersenjata juga telah melakukan serangan di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Kamis (21/5), seorang warga dilaporkan terluka terkena tembakan.
Juru bicara Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal menjelaskan penembakan yang dilakukan KSB terhadap seorang warga bernama Sakeus (35) mengakibatkan korban mengalami luka akibat terkena tembakan pada bagian perut dan leher.
"Pada pukul 06.00 WIT terdengar bunyi rentetan senjata di MP 62 (wilayah jalan PT FI) yang didengar oleh personil gabungan di MP 59, kemudian dilaporkan ke Pos MP 60. Lalu, dikirimkan dokumentasi ada orang yang terkapar di bawah Pos MP 62 di atas jalan tambang," kata Kamal dalam siaran persnya, Jumat (22/5).
Pada pukul 08.00 WIT, menurut Kamal, personil gabungan bersama ambulans menuju ke tempat kejadian perkara. Kemudian petugas gabungan melakukan pertolongan dan mengevakuasi korban yang diketahui bukan merupakan karyawan dari PT FI.
"Saat ini korban telah mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Tembagapura," ujarnya.
Masih kata Kamal, saat ini personel gabungan dari TNI-Polri sedang melakukan pengejaran terhadap KSB yang melakukan serangan dan penembakan tersebut. "Untuk situasi pascakejadian aman dan kondusif," ungkapnya.
Sementara itu, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) -Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom mengatakan kepada VOA bahwa pihaknya belum menerima laporan terkait penyerangan yang dilakukan pihaknya terhadap petugas medis di Intan Jaya. "Itu kami belum terima laporan," ujarnya. [aa/em]