Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones kepada wartawan mensinyalir akan ada kelompok-kelompok ekstremis yang menunggangi unjuk rasa besar-besaran pada 4 November, menuntut Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diadili atas dugaan penistaan agama.
Sidney mendapatkan informasi bahwa kelompok radikal telah memerintahkan pengikutnya untuk memanfaatkan demo 4 November di berbagai titik di Jakarta. Mereka diduga anggota ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah).
"Kalau kita melihat unsur kelompok ekstremis ingin pakai kekerasan seperti yang pro-ISIS memang ada dua kelompok. Yang dulu namanya Jabhat Nusrah, sekarang Jabhat al-Fatih asy-Syam. Fotonya muncul kemarin dengan tanda anti-Ahok dari Suriah langsung. Juga ada kelompok pro-ISIS didorong oleh pimpinannya untuk ikut aksi hari Jumat dengan tujuan mengacaukan," kata Sydney.
Selain itu, menurut Sydney Jones, kelompok Jabhat Fatih asy-Syam juga menyerukan hal serupa kepada pendukungnya di Indonesia. Namun dia tidak bisa memastikan berapa pendukung ISIS dan Jabhat Fatih asy-Syam yang akan ikut dalam protes anti-Ahok itu.
Sydney Jones berharap aparat keamanan sudah siap menghadapi dua kelompok yang ingin berbuat onar dalam demonstrasi anti-Ahok tersebut.
"Yang kami tahu dari telegram, ada banyak pesan dikirim dari kelompok Al-Ghuroba untuk ikut dalam demo untuk mengobarkan api jihad," kata Sydney Jones.
Jabhat Fatih asy-Syam, dipimpin Abu Muhammad al-Julani yang merupakan nama baru dari Jabhat an-Nusrah sejak akhir Juli 2016. Perubahan nama ini sekaligus memutus ikatan dengan Al-Qaidah.
Abu Muhammad al-Julani merupakan orang yang diperintahkan oleh pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi untuk membuat milisi pada akhir 2011, kemudian diberi nama Jabhat Nusrah. Seperti ISIS, Jabhat Fatih asy-Syam juga berperang untuk menggulingkan rezim Basyar al-Assad sekaligus mendirikan khilafah islamiyah.
Suasana menjelang pemilihan gubernur Jakarta Februari tahun depan memanas setelah pidato Ahok di Kepulauan Seribu soal Surat Al-Maidah ayat 51 yangdinilai menghina Al-Quran dan ulama, sesuai keputusan Majelis Ulama Indonesia.
Setelah ribuan umat Islam berunjuk rasa 14 Oktober lalu, mereka berencana menggelar demonstrasi dalam jumlah massa lebih banyak Jumat pekan ini. Tuntutannya sama: adili Ahok karena telah menghina Islam.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian, mengimbau kepada seluruh pihak yang akan melakukan aksi demonstrasi pada 4 November untuk menaati peraturan. Kapolri juga meminta, kepada seluruh masyarakat untuk menghindari aksi-aksi provokatif.
"Kita memberi ruang untuk itu, melakukan koordinasi-koordinasi baik teman-teman yang akan melakukan unjuk rasa, saudara-saudara kita. Kita persilakan tapi lakukan dengan tertib jangan sampai anarkis dan jangan mudah terprovokasi," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Pihak pengunjuk rasa dari beragam organisasi Islam mengklaim bisa mendatangkan setengah juta orang. Sebanyak 57 kompi Brigade Mobil, dua ribu tentara, dan 16 ribu polisi akan mengamankan Jakarta dalam unjuk rasa Jumat pekan ini. [fw/uh]