Kelompok pemberontak utama Suriah mengatakan, mereka tidak akan ikut dalam pembicaraan damai yang ditengahi Rusia awal bulan ini di Astana, ibukota Kazakhstan, sebagai protes atas pelanggaran yang sering dilakukan rezim atas gencatan senjata yang baru berumur satu hari.
Bersama-sama dengan serangan yang dipimpin pemerintah terhadap Wadi Barada, daerah yang dikuasai pemberontak di dekat ibukota Suriah, pemberontak juga mengeluh tentang serangan udara di provinsi Hama dan Idlib, dan gerakan maju pasukan rezim di Ghouta Timur, pinggiran Damaskus.
"Semua pelanggaran berlangsung terus, kata 10 faksi pemberontak menyebabkan mereka tidak akan hadir dalam pembicaraan di Astana," kata mereka.
Penarikan diri itu merupakan kemunduran yang bermakna bagi proses perundingan yang dipimpin Moskow yang telah mengesampingkan negara-negara Barat dan mencakup dua faksi bersenjata terbesar, yaitu Tentara Pembebasan Suriah dan aliansi Islam kuat Jaish al-Fatah.
Kelompok-kelompok pemantau mengukuhkan belum ada jeda dalam dua-minggu serangan rezim di desa-desa di lembah Barada, 15 kilometer dari Damaskus, di mana pesawat-pesawat tempur Suriah dan Rusia tiap hari melancarkan serangan, termasuk menjatuhkan bom barel. (ps/al)
