Tautan-tautan Akses

Keluarga Letakkan Bunga dan Boneka di Tempat Penitipan Anak Thailand


Keluarga korban berkumpul dalam upacara keagamaan di luar tempat penitipan anak, yang menjadi lokasi penembakan massal di kota Uthai Sawan, provinsi Nong Bua Lam Phu, Thailand, Minggu 9 Oktober 2022
Keluarga korban berkumpul dalam upacara keagamaan di luar tempat penitipan anak, yang menjadi lokasi penembakan massal di kota Uthai Sawan, provinsi Nong Bua Lam Phu, Thailand, Minggu 9 Oktober 2022

Keluarga meletakkan karangan bunga, boneka, popcorn dan kotak-kotak jus minuman bagi anak-anak yang dibantai di sebuah tempat penitipan anak di Thailand, bagian dari upacara Budha yang dilangsungkan hari Minggu (9/10) hanya beberapa langkah dari tempat pembantaian itu. Upacara ini dimaksudkan untuk membimbing jiwa anak-anak itu kembali ke tubuh mereka.

“Kembalilah ke rumah,” dan “kembalilah bersama kami,” ujar kerabat mereka dengan berlinang air mata.

Serangan senjata dan pisau di Pusat Pengembangan Anak Muda di Uthai Sawan adalah pembunuhan massal yang paling banyak menelan korban jiwa di Thailand. Mantan polisi yang menyerbu tempat itu menewaskan sedikitnya 20 orang di tempat penitipan itu, sebelum ia membunuh lebih banyak orang ketika melarikan diri, termasuk istri dan anaknya. Pelaku kemudian bunuh diri.

Upacara hari Minggu dilangsungkan di tiga kuil di mana 36 jenazah korban – yang kebanyakan anak-anak pra-sekolah – dibawa, sebelum upacara pemakaman dan kremasi pada hari Selasa (11/10).

Maneerat Tanonethong, yang anaknya Chaiyot Kijareon, usia 3 tahun, dibunuh di tempat penitipan anak itu mengatakan ritual itu membantunya mengatasi kesedihannya.

“Saya mencoba untuk tidak memikirkan gambar yang mengerikan tentang anak saya saat pembantaian itu, dan fokus pada betapa cantiknya dia. Tapi saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan pada diri saya sendiri setelah semua ini selesai,” ujarnya lirih.

Di kuil Rat Samakee, anggota-anggota keluarga duduk di depan puluhan peti meti kecil sementara biksu Budha melantunkan doa. Mereka menempatkan makanan, mainan, dan susu, di sepanjang bagian luar dinding kuli sebagai persembahan kepada arwah anak-anak yang tewas dibunuh.

Keluarga kemudian menuju ke pusat penitipan anak itu dan berkumpul di depan sebuah peringatan darurat di sana untuk menerima barang-barang anak mereka. Keluarga mempersembahkan makanan favorit anak-anak mereka sambil menyalakan lilin dan dupa, memohon agar arwah anak-anak kembali ke tubuh mereka.

Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha diperkirakan akan menghadiri doa Minggu malam di tiga kuil di mana jenazah anak-anak itu dibawa. [em/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG