Tautan-tautan Akses

Kementerian Pariwisata Akan Kembangkan 2000 Desa Wisata


Daerah pedesaan di Temanggung, Jawa Tengah. (Foto: Dok)
Daerah pedesaan di Temanggung, Jawa Tengah. (Foto: Dok)

Pengembangan desa wisata bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja bagi masyarakat terutama masyarakat miskin di pedesaan.

Untuk meningkatkan sektor pariwisata dan ekonomi masyarakat desa, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan pengembangan 2.000 desa wisata melalui program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata.

Target tersebut diharapkan tercapai pada 2014, ujar Direktur Jenderal Destinasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Firmansyah Rahim di Denpasar, Selasa (17/9).

Firmansyah mengatakan, selama empat tahun pelaksanaan PNPM Mandiri Pariwisata, hingga saat ini terdapat 978 desa yang telah dikembangkan menjadi desa wisata melalui program tersebut dan 45 desa diantaranya ada di Bali. Firmansyah mengatakan program ini diharapkan membantu pemerataan pembangunan pariwisata hingga tingkat desa.

Kementerian Pariwisata mengembangkan PNPM Mandiri Bidang Pariwisata dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja bagi masyarakat terutama masyarakat miskin melalui pengembangan desa wisata.

“Kita harus tingkatkan pemberdayaan masyarakatnya, supaya ekonominya berkembang di desa, bukan di hotel-hotel saja yang diterima pengusaha besar. Kalau di desa-desa masyarakat itu langsung dapat, misalnya bikin homestay dan kerajinan. PNPM ini supaya masyarakat di desa bisa langsung dapat dampak dari keberadaan pariwisata,” ujarnya.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, pengembangan sebuah desa menjadi desa wisata tidak hanya sekedar membangun infrastruktur, seperti yang terjadi saat ini. Pemerintah juga harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di desa, ujarnya.

“Yang paling berat adalah membangun mentalitas masyarakatnya, ini akan mengubah peradaban ini, akan ada pergeseran-pergeseran budaya. Jangan berharap sekarang disumbang Rp 100 juta desa wisata itu, tahun depan sudah menghasilkan uang segitu. Tentu tidak sebab yang kita bangun bukan infrastruktur saja,” ujarnya.

Ardana menambahkan, perlu waktu puluhan tahun untuk mengembangkan satu desa menjadi desa wisata.

Recommended

XS
SM
MD
LG