Wakil Presiden Kamala Harris mengakui kekalahannya dari Presiden terpilih Donald Trump pada Rabu sore, di Universitas Howard, almamaternya yang juga menjadi lokasi nonton bersama hasil pemilu tahun ini.
Dua ribu pendukung Harris tidak beranjak hingga lepas tengah malam pada Selasa. Suasananya terasa makin suram ketika semakin banyak negara bagian yang menetapkan kemenangan Trump.
Ketika mereka melihat Harris menyampaikan pidato kekalahannya pada Rabu, banyak yang terlihat emosional.
Salah satunya Caitlin Gaulthier.
“Saya terbangun dan menangis. Saya meninggalkan tempat itu semalam sambil menangis. Tetapi sekarang, saya merasa penuh semangat. Saya merasa sudah pulih. Ini memang jalan panjang ke depan, tetapi saya yakin ini bukan akhir dari segalanya.”
Begitu pula dengan Jonathan Burton.
“Harris memberi kita sedikit harapan yang menyala, terus berkiprah, untuk diri sendiri, untuk komunitas kita, dan untuk berfokus. Dan saya senang dengan kenyataan bahwa dia mengakhiri semua dengan pesan itu.”
Tidak ketinggalan, Dita Bargava, yang juga pendukung setia Harris.
“Masyarakat sudah memberikan pilihan. Kita harus menghormati itu. Ini adalah demokrasi, dan kita harus terus berjuang.
Tidak seperti Trump, Harris telah berkomitmen beberapa pekan lalu untuk menghormati hasil pemilu. Dia mengatakan, itu adalah pondasi utama dari demokrasi Amerika.
“Kita berutang kesetiaan tidak kepada presiden atau partai, tetapi kepada konstitusi Amerika Serikat. Dan kesetiaan kepada hati nurani dan kepada Tuhan kita. Kesetiaan saya kepada ketiganya adalah alasan mengapa saya disini untuk mengatakan, meskipun saya mengakui kekalahan dalam pemilu ini, saya tidak menghentikan perjuangan yang memicu kampanye ini,” ujarnya.
Sebelumnya, Harris menelpon untuk mengucapkan selamat kepada Trump dan mendiskusikan pentingnya peralihan kekuasaan yang damai dan menjadi presiden bagi seluruh masyarakat Amerika. Tim kampanyenya mengatakan hal itu.
Gedung Putih menyatakan, Presiden Joe Biden telah menelepon kedua calon presiden dan berpidato pada Kamis untuk mendiskusikan hasil pemilu dan transisi kekuasaan.
Dalam pidatonya, Harris berupaya untuk memberikan kenyamanan bagi seluruh staf dan pendukungnya.
“Hanya ketika gelap gulita, kita bisa memandang bintang-bintang. Saya tahu, banyak orang merasa seolah kita memasuki era gelap, namun untuk keuntungan bagi kita semua, saya berharap tidak seperti itu. Dengarkan, Amerika, mari kita penuhi langit dengan cahaya yang terang, kecemerlangan miliaran bintang. Terang, sinar dari sikap optimis, iman, kebenaran dan pelayanan,” kata Harris.
Tim kampanye Trump mengatakan, presiden terpilih memuji Harris untuk kekuatan, profesionalisme dan kegigihannya sepanjang kampanye, dan kedua pemimpin sepakat terkait pentingnya menyatukan kembali negara itu.
Pidato Harris menandai sebuah peristiwa luar biasa yang mengingatkan pada 2016, ketika kandidat perempuan lainnya, Hillary Clinton, juga mengaku kalah dari Trump.
Trump memenangkan suara dengan 292 elektoral kolej dengan Harris memenangkan 224. Dia mendeklarasikan kemenangan pada Rabu dini hari, dan berterimakasih pada pendukungnya.
“Mereka datang dari semua sudut. Serikat, yang bukan serikat, warga kulit hitam Amerika, Hispanik, keturunan Asia, keturunan Arab, Muslim Amerika. Kita didukung semua orang, dan itu begitu indah. Ini adalah penyatuan kembali yang bersejarah,” ujar Trump.
Pidato kekalahan Harris, menandai akhir dari kampanye jangka pendek yang dimulai ketika Biden mengunduran diri dari perebutan kursi presiden pada Juni lalu. [ns]
Forum