Kemarahan publik atas anjloknya mata uang Lebanon yang mengakibatkan melambungnya harga pangan menimbulkan kerusuhan di jalan-jalan di Tripoli. Seorang pria yang terluka dalam bentrokan antara para demonstran dan pasukan keamanan itu dilaporkan tewas, Selasa pagi (28/4).
Kekerasan di kota terbesar kedua di Lebanon itu meletus Senin larut malam (27/4), dan berakhir selepas tengah malam. Para demonstran yang marah, di kota yang memilki tingkat pengangguran dan kemiskinan tinggi, ini melemparkan bom Molotov ke sejumlah bank dan menimbulkan kerusakan hebat.
Militer Lebanon melaporkan, kerusuhan juga terjadi di sejumlah kota lain di Lebanon. Puluhan orang terluka, dan belasan lainnya ditahan terkait kerusuhan tersebut.
Kerusuhan kali ini sebetulnya berawal sejak pekan lalu, atau tepatnya sejak kebijakan lockdown terkait wabah virus corona dilonggarkan. Berbagai protes anti-pemerintah berlangsung pekan lalu, tapi tidak menjatuhkan korban. Aksi protes ternyata berlanjut pada Senin malam.
Militer Lebanon mengatakan, para pembuat onar yang menyusup di antara pendemo juga menyerang militer dengan bom api dan granat. Militer mengatakan 54 tentara terluka dan telah menahan 13 tersangka perusuh.
Kantor berita pemerintah Lebanon NNA, mengatakan, bentrokan di Tripoli menewaskan satu orang dan mengakibatkan lebih dari 30 lainnya terluka. Di Beirut, menurut NNA, para perusuh membakar sejumlah ATM, Selasa pagi (28/4).
Kemarahan publik memuncak terhadap bank-bank Lebanon sejak lembaga-lembaga finansial itu memberlakuan kebijakan capital control terhadap akun-akun pribadi. Akhir pekan lalu pound Lebanon mencapai titik terendah karena diperdagangkan pada 4.000 pound per satu dolar AS di pasar gelap, sementara harga resminya 1.507 pound per dolar. [ab/uh]
