Tautan-tautan Akses

Kenya Bangun Sekolah Khusus Ibu Usia Remaja


Pendiri sekolah menengah Serene Haven, Elizabeth Wanjiru berbicara dengan Josephine Wanjiru, 19, yang menggendong anaknya di luar asrama di sekolah menengah Serene Haven. (Foto: REUTERS/Monicah Mwangi)
Pendiri sekolah menengah Serene Haven, Elizabeth Wanjiru berbicara dengan Josephine Wanjiru, 19, yang menggendong anaknya di luar asrama di sekolah menengah Serene Haven. (Foto: REUTERS/Monicah Mwangi)

Sebuah sekolah swasta di Kenya tengah -yang khusus diperuntukkan gadis-gadis yang hamil, ibu remaja, dan bayi-bayi mereka- hendak memastikan mereka memperoleh pendidikan, meskipun dikenai stigma oleh masyarakat. Kehamilan remaja Kenya telah meningkat selama pandemi ketika sekolah-sekolah ditutup.

Jackline, yang menggunakan nama samaran dan berusia 16 tahun hamil pada Agustus. Sebagaimana kebanyakan ibu-ibu muda dia hampir menghentikan sekolahnya, tetapi kemudian menemukan sekolah Serene Haven.

Serene Haven School adalah sekolah swasta Kenya yang pertama yang ditujukan untuk menampung remaja yang hamil, ibu remaja, dan bayi mereka. Sekolah ini dibuka pada awal bulan ini.

"Ketika saya berada di kelas dengan orang-orang yang senasib, Anda tahu kan ini cobaan yang berat. Saya kemudian mampu memusatkan perhatian karena kami semua punya tantangan yang sama. Karena saya tahu bayi saya aman, ada yang menjaganya, dan tidak lama kemudian saya bisa berkumpul lagi dengan anak saya," kata Jackline.

Josephine Wanjiru, 19, menggendong anaknya di luar kelas di sekolah menengah Serene Haven, menampung gadis-gadis hamil dan ibu remaja dengan bayinya di Nyeri, Kenya, 20 Januari 2021. (Foto: REUTERS/Monicah Mwangi)
Josephine Wanjiru, 19, menggendong anaknya di luar kelas di sekolah menengah Serene Haven, menampung gadis-gadis hamil dan ibu remaja dengan bayinya di Nyeri, Kenya, 20 Januari 2021. (Foto: REUTERS/Monicah Mwangi)

Para siswa di Serene Haven School hamil atau melahirkan selama lockdown COVID-19 tahun pada lalu. Saat itu tingkat kehamilan remaja Kenya melonjak menjadi 40 persen.

Di sub-distrik Nyeri Central, di mana Serene Haven School berada, pejabat mengatakan lonjakan dalam kehamilan remaja mengejutkan.

"Pada tahun 2019 kami bicara tentang satu atau dua kasus kehamilan. Namun pada 2020 kami bicara ratusan kasus, dan kami tahu penyebabnya," kata Paul Ndungu, Menteri urusan Gender, Anak-Anak, dan Perkembangan Sosial.

Pejabat Kenya menduga penyebabnya adalah ketidak-hadiran para siswa di sekolah, dan sekolah baru dibuka kembali bulan ini, setelah ditutup sejak Maret tahun lalu.

Pendiri dan Direktur Serene Haven, Lizz Muriuki, mengatakan sasaran mereka adalah memastikan para remaja ini tetap memperoleh pendidikan tanpa disertai stigma.

”Sekolah ini mengisi sebuah kebutuhan dan menutup sebuah senjang yang tidak dipedulikan selama ini. Karena kalau ada perempuan yang hamil, mereka selalu menuduh perempuan itu," katanya.

Ruth Kirimi adalah pembimbing salah satu siswa di sekolah ini, dan katanya Serene Haven juga berusaha membantu ibu-ibu muda agar bisa meraih kembali rasa percaya diri mereka.

"Mereka menyambut perempuan-perempuan ini dan memberitahu mereka, kamu memiliki bakat, kamu adalah orang yang baik, meskipun ini terjadi, kamu patut diberi peluang yang baru," katanya.

Bahkan sebelum pandemi COVID-19, Kenya sudah berusaha untuk menurunkan angka kehamilan di kalangan remaja. Menurut laporan Anak-Anak Global 2019 yang diterbitkan oleh Save the CHildern, Kenya memiliki kehamilan remaja ketiga tertinggi di Afrika Timur, menyusul Tanzania dan Uganda. [ew/jm]

XS
SM
MD
LG