Tautan-tautan Akses

Kepala HAM PBB: Menghentikan Perang Gaza adalah “Prioritas Mendesak”


Seorang perempuan Palestina duduk di atas puing-puing akibat pengeboman Israel di Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, 4 Juli 2024. (Foto: AFP)
Seorang perempuan Palestina duduk di atas puing-puing akibat pengeboman Israel di Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, 4 Juli 2024. (Foto: AFP)

Kepala HAM PBB, Volker Turk, pada Senin (9/9) mengatakan mengakhiri perang di Gaza” dan mencegah konflik regional yang meluas adalah prioritas mutlak dan mendesak.”

“Kita tahu bahwa perang akan terus berlanjut, terus ke generasi-generasi berikutnya, dan akan mendorong siklus kebencian yang terus berulang jika penyebabnya tidak diatasi,” ujar Turk dalam sebuah sesi Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa. “Sayangnya, perang di Gaza adalah contohnya yang paling klasik.”

Turk menyoroti serangan Hamas yang “mengerikan” terhadap Israel, pengungsian paksa 1,9 juta warga Gaza akibat serangan darat dan udara Israel, 101 warga Israel yang masih disandera di Gaza, dan “operasi mematikan dan merusak” di Tepi Barat yang “memperburuk situasi yang sudah sangat buruk.”

Militer Israel pada Senin melaporkan mereka melakukan serangan semalaman terhadap sejumlah bangunan dan tempat peluncuran yang digunakan oleh militan Hizbullah di wilayah selatan Lebanon; sebuah pertempuran terbaru antara kedua belah pihak yang telah meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya konflik di kawasan itu.

Media Suriah: Serangan Israel Tewaskan Sedikitnya 14 Orang

Media pemerintah Suriah mengatakan, serangan udara yang diduga dilakukan oleh Israel ke wilayah negara itu menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 40 orang lainnya.

Menurut laporan itu, serangan-serangan tersebut menarget fasilitas-fasilitas militer di wilayah tengah Suriah.

Israel jarang berkomentar tentang serangan yang dilakukannya di Suriah. Namun, kali ini Israel mengatakan mereka tidak akan membiarkan kehadiran Iran di Suriah, negara yang menjadi rute utama untuk mengirimkan senjata Iran ke Hizbullah di Lebanon.

Netanyahu Bersumpah Tetap Lanjutkan Perang di Gaza

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (8/9) bersumpah untuk melanjutkan perang melawan militan Hamas di Gaza ketika konflik memasuki bulan ke-12, dengan mengatakan bahwa negaranya “dikepung oleh ideologi pembunuh yang dipimpin oleh poros kejahatan Iran.”

Dalam beberapa hari terakhir ini telah terjadi demonstrasi besar-besaran di jalanan kota-kota Israel memprotes penanganan perang yang dilakukan Netanyahu dan kegagalannya mencapai gencatan senjata dengan Hamas, yang berarti semakin memperlama upaya untuk memulangkan sisa sandera yang masih disekap Hamas.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunjuk peta saat konferensi pers di kantor pers pemerintah di Yerusalem, 4 September 2024. (Foto: Abir Sultan/Pool via AP)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunjuk peta saat konferensi pers di kantor pers pemerintah di Yerusalem, 4 September 2024. (Foto: Abir Sultan/Pool via AP)

Namun Netanyahu menegaskan kepada para tokoh pemuka masyarakat Israel lainnya bahwa, “Sebagian besar warga Israel tahu bahwa kami berkomitmen penuh untuk mencapai tujuan perang, yaitu untuk melenyapkan Hamas, mengembalikan semua sandera kami, memastikan bahwa Gaza tidak pernah lagi menjadi ancaman bagi Israel dan mengembalikan warga kami di utara dan selatan dengan aman ke rumah mereka.”

Sedikitnya 40.900 Warga Palestina di Gaza Tewas

Perang Israel-Hamas dipicu oleh serangan kelompok militan itu ke selatan Israel pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu, Hamas juga menculik sekitar 250 orang lainnya.

Asap akibat pengeboman Israel mengepul di wilayah yang diperintahkan untuk dievakuasi oleh tentara Israel di tenggara Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, 8 September 2024. (Foto: AFP)
Asap akibat pengeboman Israel mengepul di wilayah yang diperintahkan untuk dievakuasi oleh tentara Israel di tenggara Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, 8 September 2024. (Foto: AFP)

Serangkaian serangan balasan lewat darat dan udara yang dilakukan Israel telah memporak-porandakan Gaza. Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikelola oleh Hamas, mengatakan hingga hari Senin ini sedikitnya 40.900 warga Palestina di wilayah itu tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Militer Israel mengklaim jumlah korban tewas itu juga mencakup ribuan militan.

Lebih dari 80 persen warga Gaza yang berjumlah kurang dari dua juta orang telah terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, seringkali berkali-kali.

Amerika, Qatar, dan Mesir telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mencoba menengahi gencatan senjata dan kembalinya para sandera, tetapi negosiasi tersebut berulang kali mengalami kebuntuan. [th/em]

Forum

XS
SM
MD
LG