Dalam pidato perdananya yang keras hari Senin (8/9) di Jenewa, Zeid Ra'ad al Hussein mengatakan suatu negara yang dijalankan oleh Negara Islam "akan menjadi negara yang keras, kejam, dan berlumur darah."
Kelompok Negara Islam (ISIS) telah merebut sebagian besar Suriah timur dan Irak utara dan barat selagi mereka berusaha memaksakan kekhalifahan Islam tanpa memperhatikan batas-batas negara.
Zeid mengatakan kepada Dewan HAM PBB "upaya khusus sangat dibutuhkan" untuk melindungi anak-anak "yang beresiko mengalami perekrutan paksa dan kekerasan seksual" dan wanita yang menjadi "sasaran pembatasan."
Diplomat karir itu mengatakan "kekerasan brutal terhadap kelompok etnis dan agama" oleh militan Islam, termasuk pembantaian, pemerkosaan dan penyiksaan "belum pernah terjadi sebelumnya pada masa ini."
Mengenai topik lain, Zeid menyerukan diakhirinya tujuh tahun blokade Israel di Gaza. Ia mengatakan warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat layak untuk menjalani hidup normal bebas dari pemukiman ilegal dan apa yang ia sebut penggunaan kekuatan militer yang berlebihan.
Zeid, mantan duta besar Yordania untuk PBB, adalah seorang Muslim dan Arab pertama yang menjabat sebagai Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB.