Tautan-tautan Akses

Kepala WHO: Pandemi Virus Corona di Eropa Mungkin Menurun


Para pejalan kaki mengenakan masker wajah berjalan melintas sebuah toko di tengah wabah virus corona, di Leipzig, Jerman Timur, 20 April 2020. (Foto: AFP)
Para pejalan kaki mengenakan masker wajah berjalan melintas sebuah toko di tengah wabah virus corona, di Leipzig, Jerman Timur, 20 April 2020. (Foto: AFP)

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu (22/4), mengatakan epidemi virus corona di Eropa umumnya “mulai stabil atau menurun.” Namun dia mengingatkan bahwa “virus ini mungkin akan hidup bersama kita dalam waktu lama.”

Dalam penjelasan singkat harian tentang Covid-19 di Jenewa, Tedros mengingatkan bahwa “sebagian besar negara masih berada pada tahap awal epidemi ini” dan sebagian negara lain yang dijangkiti pandemi ini lebih dulu “kini kasusnya mulai turun.”

Ditambahkannya, lockdown dan “langkah-langkah menjaga jarak” lainnya telah meredam perebakakan virus di banyak negara dan bahwa berpuas diri merupakan “salah satu bahaya terbesar yang kita hadapi.”

Tedros menyerukan kepada seluruh negara untuk mengadopsi langkah-langkah kesehatan publik yang telah direkomendasikan WHO, termasuk mengidentifikasi, isolasi dan menguji setiap kasus, serta mengkarantina siapapun yang telah melakukan kontak dengan pasien Covid-19.

Secara terpisah Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menargetkan paruh kedua Mei nanti sebagai “titik terang de-eskalasi” di negaranya, ketika pemerintahannya dan pemerintahan lainnya mulai merencanakan upaya melunakkan langkah-langkah pengendalian virus corona yang ketat.

Sanchez berbicara kepada parlemen, Rabu (22/4), untuk meminta perpanjangan perintah lockdown mulai hari ini hingga 9 Mei mendatang. Sanchez mengatakan ketika Spanyol mulai melonggarkan pembatasan, maka “hal ini akan menjadi proses yang perlahan-lahan dan bertahap.”

Hal ini akan sejalan dengan peringatan dari pejabat-pejabat kesehatan publik yang dalam beberapa hari terakhir ini mendesak semua negara untuk hati-hati ketika mencabut pembatasan operasi bisnis dan kehidupan publik, dengan mengatakan jika pencabutan dilakukan terlalu dini maka akan menimbulkan risiko bangkitnya kembali pandemi itu.

Spanyol merupakan salah satu negara yang paling parah dilanda pandemi itu. John Hopkins University mencatat lebih dari 208.389 orang terjangkit virus corona dan sedikitnya 21.717 orang meninggal dunia. [em/pp]

XS
SM
MD
LG