Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry membela tindakan pasukan khusus yang menangkap agen senior al-Qaida di Libya, dengan mengatakan operasi itu “sesuai hukum dan tepat”.
Pemerintah Libya telah meminta klarifikasi dari pemerintah Amerika Serikat tentang apa yang disebut sebagai “penculikan” Abu Anas Al-Libi di negara itu, Sabtu lalu (5/10).
Di sela-sela KTT APEC di Bali, Senin, John Kerry mengatakan keberatan Libya itu tidak berdasar dan Libi akan diadili di pengadilan.
Departemen Pertahanan Amerika mengatakan Libi telah dikirim ke “sebuah lokasi yang aman” di luar Libya.
Pengadilan Amerika telah mendakwa Libi terlibat dalam pemboman Kedutaan Besar Amerika di Kenya dan Tanzania. Serangan itu menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai 5.000 lainnya.
Beberapa jam sebelum penangkapan Libi, Sabtu, pasukan khusus Amerika juga menyerang sebuah pangkalan al-Shabab di pesisir Somalia. Pejabat-pejabat Amerika mengatakan pasukan Navy SEAL menewaskan beberapa militan Al Shabab dalam baku tembak di kota Barawe, yang terletak tidak jauh dari Mogadishu. Mereka mengatakan tim Angkatan Laut AS itu mundur tanpa berhasil menangkap pemimpin al-Shabab yang mereka cari.
Kerry pada Minggu mengatakan serangan terhadap target-target al-Qaida di Libya dan Somalia menunjukkan bahwa Amerika “tidak pernah berhenti” mengejar orang yang dinilai melakukan teror. Ia juga menambahkan militan al-Qaida “bisa lari, tetapi tidak bisa bersembunyi”.
Seorang pejabat Amerika mengakan kepada surat kabar The New York Times bahwa Washington telah merencanakan operasi di Somalia itu 10 hari lalu, sebagai tanggapan atas serangan al-Shabab di pusat perbelanjaan Westgate di Nairobi, Kenya yang menewaskan lebih dari 60 orang, termasuk sejumlah warga Barat.
Pemerintah Libya telah meminta klarifikasi dari pemerintah Amerika Serikat tentang apa yang disebut sebagai “penculikan” Abu Anas Al-Libi di negara itu, Sabtu lalu (5/10).
Di sela-sela KTT APEC di Bali, Senin, John Kerry mengatakan keberatan Libya itu tidak berdasar dan Libi akan diadili di pengadilan.
Departemen Pertahanan Amerika mengatakan Libi telah dikirim ke “sebuah lokasi yang aman” di luar Libya.
Pengadilan Amerika telah mendakwa Libi terlibat dalam pemboman Kedutaan Besar Amerika di Kenya dan Tanzania. Serangan itu menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai 5.000 lainnya.
Beberapa jam sebelum penangkapan Libi, Sabtu, pasukan khusus Amerika juga menyerang sebuah pangkalan al-Shabab di pesisir Somalia. Pejabat-pejabat Amerika mengatakan pasukan Navy SEAL menewaskan beberapa militan Al Shabab dalam baku tembak di kota Barawe, yang terletak tidak jauh dari Mogadishu. Mereka mengatakan tim Angkatan Laut AS itu mundur tanpa berhasil menangkap pemimpin al-Shabab yang mereka cari.
Kerry pada Minggu mengatakan serangan terhadap target-target al-Qaida di Libya dan Somalia menunjukkan bahwa Amerika “tidak pernah berhenti” mengejar orang yang dinilai melakukan teror. Ia juga menambahkan militan al-Qaida “bisa lari, tetapi tidak bisa bersembunyi”.
Seorang pejabat Amerika mengakan kepada surat kabar The New York Times bahwa Washington telah merencanakan operasi di Somalia itu 10 hari lalu, sebagai tanggapan atas serangan al-Shabab di pusat perbelanjaan Westgate di Nairobi, Kenya yang menewaskan lebih dari 60 orang, termasuk sejumlah warga Barat.