Aktivitas vulkanis Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pekan ini mengalami kenaikan signifikan. Gunung itumengalami erupsi dan meluncurkan awan panas guguran. Akibatnya, lahan pertanian milik masyarakat seluas 3.045 hektare rusak berat karena diselimuti abu vulkanis dari Gunung Sinabung.
Ribuan hektare lahan masyarakat yang terdampak itu mencakup empat kecamatan di Karo yakni Payung, Tiganderket, Tiga Binanga, dan Kutabuluh.
Kepala Dinas Pertanian Karo, Mahtesa Sitepu mengatakan kerugian terkait erupsi Sinabung diperkirakan mencapai Rp 29 miliar.
"Total yang terdampak itu ada 3045,8 hektare, dengan kerugian 2.9178.171.825 atau Rp 29 miliar lebih,” kata Mahtesa, Rabu (3/3).
Mahtesa menjelaskan, lahan pertanian jagung, cabai, salak, jeruk, dan kopi diprediksi mengalami gagal panen akibat debu vulkanis itu. "Masalahnya kemarin (terdampak) debu yang tebal. Jadi datang gerimis semakin berat dan tak kuat menopang debu hingga tanaman rusak," ucapnya.
Saat ini upaya yang dilakukan pemerintah daerah setempat hanya membersihkan abu vulkanis yang menyelimuti tanaman dengan menggunakan blower.
"Berharap hujan segera turun agar proses pembersihan secara alami bisa lebih cepat dan masyrakat tidak terlalu merugi. Kalau hujannya enggak deras bisa berpotensi gagal panen," pungkasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Natanail Perangin-angin mengatakan Kecamatan Tiganderket merupakan wilayah yang paling parah terpapar abu vulkanis.
"Kecamatan yang paling parah yakni Tiganderket, hampir seluruh desa terpapar abu vulkanis begitu juga lahan pertaniannya," ujarnya.
Ia mengatakan, lahan pertanian dan kawasan permukiman masyarakat yang terdampak abu vulkanis sedikit terbantu karena hujan dengan intensitas memadai sedang mengguyur Karo.
"Menurut laporan tim kami di lapangan hari ini sudah selesai melakukan penyiraman di jalur-jalur utama. Tapi nanti kita lihat lagi apakah memang ada permintaan dari warga untuk membantu lahan pertaniannya untuk disiram akan kami bantu," ucapnya.
Pada Rabu (3/3) Gunung Sinabung sudah mengalami dua kali erupsi disertai luncuran awan panas guguran. Petugas pos pemantau Gunung Sinabung, Armen Putra menuturkan erupsi terjadi pada pukul 08.52 WIB dan 15.03 WIB. Namun, pada erupsi pertama jarak luncuran awan panas guguran tidak teramati. "Jarak luncuran yang teramati hanya 2.000 meter," tuturnya.
Gunung Sinabung juga diprediksi masih akan terus menunjukkan aktivitas vulkanisnya dan berpotensi mengalami erupsi yang disertai luncuran awan panas guguran.
"Hujan abu ada yang sekitaran ke arah barat. Sampai saat ini atas puncaknya masih tertutup kabut,” ucap Armen.
Gunung g yang memiliki ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut itu kini berstatus level tiga atau siaga. Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan di desa-desa yang sudah direlokasi, atau di wilayah dalam radius radial tiga kilometer dari puncak gunung itu. [aa/ab]