Kelompok militan Palestina di Gaza menembakkan dua roket ke seberang perbatasan itu, membuyarkan ketenangan hari Sabat yang dirayakan warga Yahudi di Israel. Satu roket jatuh di perkampungan pertanian, di luar rumah Marcelo Tourgeman.
“Ada ledakan”, kata Tourgeman kepada Televisi Israel. “Kami sangat ketakutan, karena rumah rusak berat.” Ia mengatakan adalah mukjizat bahwa tidak seorang pun cedera akibat serangan itu.
Para pejuang Palestina di Gaza menembakkan puluhan roket dan mortir ke Israel selatan minggu lalu, dan Israel menanggapinya dengan serangan udara. Para pemimpin Israel memperingatkan akan membalas dengan lebih hebat apabila serangan terus berlanjut.
Tetapi, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengatakan, “Kami tidak perlu menanggapi serangan itu. Kami akan memulihkan ketenangan di kawasan itu, dan sayangnya di perkampungan ini situasi itu tidak dapat dicapai tanpa melakukan kesiapsiagaan, dan sekali-sekali menggunakan kekerasan.”
Kelompok militan Islam Hamas yang menguasai Gaza telah mengisyaratkan ingin melestarikan gencatan senjata tidak resmi dengan Israel. Tetapi, kelompok-kelompok Palestina bersenjata lainnya ingin terus berperang.
“Semua opsi terbuka,” ujar Abu Ahmad, juru bicara kelompok Jihad Islam. Ia mengatakan kelompok itu punya roket-roket yang dapat menyerang jauh ke dalam wilayah Israel dan mereka memang menggunakannya.
Pertempuran minggu lalu merupakan yang paling serius sejak pecahnya Perang Gaza dua tahun lalu.