Baleka Mbete hari Minggu (2/4) mengatakan ia mempersingkat lawatan ke luar negeri supaya dapat menangani isu-isu serius parlemen yang timbul sejak Zuma merombak kabinet pekan lalu. Mbete mengatakan kantornya menerima surat dari partai oposisi utama, Aliansi Demokrasi yang minta agar dewan nasional bersidang lebih dini untuk membahas mosi tersebut.
Mosi yang dapat memaksa Zuma meletakkan jabatan itu, harus dievaluasi apakah memenuhi aturan-aturan parlemen, katanya. Partai-partai oposisi memerlukan dukungan 201 dari ke-400 legislator untuk meloloskan mosi itu, dan tidak jelas apakah mereka dapat memperoleh dukungan dalam parlemen yang didominasi partai Kongres Nasional Afrika, ANC, yang berkuasa. Zuma selamat dari mosi tidak percaya sebelumnya. Namun dalam beberapa hari terakhir para tokoh ANC sangat vocal dalam mengecam Zuma dan mungkin mereka tidak akan mendukung Zuma seperti sebelumnya.
“Saya tekankan bahwa saya tahu beratnya tantangan dan keresahan yang dialami demokrasi kita yang masih muda sekarang ini,” kata Mbete. “Rakyat Afrika Selatan mengharapkan lembaga demokrasi seperti parlemen menunjukkan kepemimpinan yang tegas. Ini adalah tanggung jawab yang tidak dipandang enteng oleh parlemen.”
Nilai tukar mata uang Afrika Selatan merosot tajam hari Jumat ditengah-tengah kekhawatiran mengenai korupsi pada tingkat tertinggi pemerintahan setelah Zuma memecat menteri keuangan Pravin Gordhan dan menggantinya dengan salah seorang sekutunya. Gordhan dianggap sebagai tokoh anti-korupsi.
Para ekonom mengatakan besar kemungkinan bahwa peringkat ekonomi Afrika Selatan, yang tahun lalu mengalami pertumbuhan ekonomi setengah persen dan angka pengangguran 27 persen, akan diturunkan ke status junk oleh badan-badan pemeringkat kredit. Seruan semakin keras terhadap Zuma untuk mengundurkan diri sejak Agustus tahun lalu setelah ANC kalah di wilayah-wilayah kunci metropolitan dalam pemilu lokal, sebagian karena pemilih merasa tidak puas akan kinerja presiden.
Mekipun reputasi ANC sebagai gerakan utama penentang apartheid sudah ternoda, partai itu masih dianggap sebagai unggulan dalam pemilihan umum tahun 2019. [ds]