Ketua Partai Sosial Demokrat Jerman Olaf Scholz siap menjadi kanselir baru negara itu. Ia, Rabu (24/11) mengumumkan telah mencapai kesepakatan dengan Partai Hijau, pencinta lingkungan dan Partai Demokrat Bebas yang pro-bisnis untuk membentuk pemerintahan koalisi yang akan mengakhiri 16 tahun pemerintahan Kanselir Angela Merkel.
Scholz, pemimpin aliran kiri-tengah yang termasuk di antara tokoh politik utama Jerman, menyusun perjanjian setebal 177 halaman dengan partai-partai lain untuk memajukan investasi publik dalam teknologi hijau dan ekonomi negara, sebelum kembali ke batas utang yang ketat mulai tahun 2023.
Scholz, yang sebelumnya menjadi menteri keuangan dan wakil kanselir Merkel sejak 2018, berharap para anggota dari ketiga partai itu akan menyetujui pemerintah koalisi dalam 10 hari mendatang.
"Kita ingin berani membuat lebih banyak kemajuan," kata Scholz pada konferensi pers di Berlin, didampingi para pemimpin Partai Demokrat Bebas dan Partai Hijau. "Kita akan berinvestasi besar-besaran di Jerman agar tetap menjadi yang terdepan."
Scholz, 63 tahun, mengatakan pemerintah baru tidak akan mencari "upaya-upaya yang paling aman , tetapi politik yang berdampak besar."
Pada kebijakan luar negeri, ia mengungkapkan pentingnya Eropa yang berdaulat, persahabatan dengan Prancis dan kemitraan dengan Amerika, melanjutkan tradisi lama Jerman setelah kekalahannya dalam dua perang dunia di abad ke-20.
Ketiga partai tersebut telah merundingkan kesepakatan itu sejak Partai Sosial Demokrat menang tipis dalam pemilihan nasional Jerman pada 26 September.
Merkel, yang memimpin Jerman sejak 2005, tidak mencalonkan diri untuk masa jabatan kelima sebagai kanselir.
Tiga calon partai yang memerintah itu berharap parlemen akan memilih Scholz sebagai kanselir pada minggu yang dimulai 6 Desember. Tapi pertama-tama, kesepakatan tersebut membutuhkan persetujuan melalui pemungutan suara sekitar 125.000 anggota Partai Hijau dan dari konvensi dua partai lainnya.
Aliansi politik ini tidak biasa karena menyatukan dua partai tradisional berhaluan kiri dengan satu partai, Demokrat Bebas, yang cenderung bersekutu dengan aliran kanan tengah.
Kesepakatan awal bulan lalu menunjukkan bahwa Jerman, ekonomi terkuat di Eropa, akan memajukan tenggatnya untuk mengakhiri penggunaan tenaga berbahan bakar batu bara dari tahun 2038 menjadi 2030, sambil memperluas pembangkit energi terbarukan.
Atas desakan Partai Demokrat Bebas, ketiga mitra itu mengatakan tidak akan menaikkan pajak atau melonggarkan pembatasan utang. [my/lt]