Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei hari Minggu (17/11) menyatakan dukungannya atas tindakan pemerintah menaikkan harga bensin yang telah memicu aksi-aksi kekerasan yang mengakibatkan kematian akhir pekan lalu.
“Saya bukan ahli tentang hal ini, dan ada berbagai pandangan yang berbeda. Tapi seperti saya katakan sebelumnya, kalau kepala tiga badan pemerintah membuat keputusan, saya akan mendukungnya. Ketiga badan pemerintah itu telah membuat keputusan berdasarkan pendapat para ahli, dan karenanya, keputusan itu harus dijalankan,” kata Ayatollah Ali Khamenei.
Ketika berbicara lewat televisi, Ayatollah Ali Khamenei menyatakan “orang-orang jahat” telah merusak harta benda dalam aksi protes yang mengakibatkan kematian sedikitnya dua orang.
Komentar Ayatollah Khamenei itu dikeluarkan pada saat pemerintah memutuskan semua sambungan internet di Iran dalam usaha untuk meredam aksi-aksi protes yang dipicu oleh kenaikan harga bensin sebanyak 50 persen.
Kata Khamenei, “ada orang-orang yang meninggal,” tapi ia tidak menjelaskan lebih lanjut. Ia juga memerintahkan pasukan keamanan untuk melaksanakan tugas-tugas mereka.
Aksi unjuk rasa terjadi di belasan kota bear dan kecil, setelah presiden Hassan Rouhani mengumumkan keputusan untuk mengurangi subsidi harga bensin hari Jumat. Katanya subsidi yang dihapuskan itu akan dipakai untuk mendanai bantuan bagi orang miskin.
Kantor berita resmi IRNA melaporkan seorang polisi tewas terbunuh hari Sabtu, dan kantor berita setengah resmi FARS melaporkan 1,000 orang demonstran ditangkap.
Aksi protes itu menambah tekanan pada pemerintah Iran yang sedang berjuang untuk mengatasi sanksi ekonomi Amerika, setelah presiden Trump secara sepihak menarik Amerika keluar dari perjanjian nuklir tahun 2015 dengan Iran.
Harga bensin di Iran masih merupakan salah satu yang paling murah di dunia, dan kini harganya naik menjadi 15 ribu real per liter, atau 1.820 rupiah. Harga itu naik 50 persen dari hari sebelumnya. (ii/jm)