Iran ingin melihat “tindakan bukan kata-kata” dari para pihak dalam perjanjian nuklir 2015, kata pemimpin tertinggi negara itu Ali Khamenei, Rabu (17/2), sementara pemerintahan Presiden AS Joe Biden berharap untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut.
“Kami telah mendengar banyak kata-kata baik dan janji-janji yang dalam praktiknya dilanggar dan tindakan bertentangan telah diambil. Kata-kata dan janji-janji tidak berguna. Kali ini kami hanya menginginkan tindakan dari pihak lain dan kami juga akan bertindak,” kata Khamenei dalam pidato yang ditayangkan televisi.
Biden telah mengatakan Washington akan kembali ke perjanjian nuklir yang pada tahun 2018 ditinggalkan pendahulunya, Donald Trump, apabila Teheran lebih dulu mulai mematuhi sepenuhnya perjanjian itu. Tetapi dengan perasaan curiga yang dalam, Teheran menyatakan Washingtonlah yang harus bertindak lebih dulu.
Berdasarkan perjanjian tersebut, sanksi-sanksi akan dicabut sebagai imbalan bagi Iran untuk membatasi program nuklirnya. Sejak Trump meninggalkan perjanjian itu dan memberlakukan kembali sanksi-sanksi, Teheran secara bertahap melanggar ketentuan-ketentuan dalam perjanjian tersebut.
Teheran menyatakan langkah-langkah terkait program nuklirnya dapat diubah apabila Washington mencabut sanksi-sanksi. [uh/ab]