LONDON —
Mengklik ‘like’ di halaman Facebook dapat membuka informasi lebih banyak dibandingkan bahwa Anda adalah penggemar Coca-Cola atau Lady Gaga, misalnya.
Hal tersebut dapat menunjukkan orientasi seksual Anda, suara yang Anda berikan saat pemilihan umum, atau bahwa Anda seorang lajang tertutup dengan IQ tinggi dan suka merokok.
Itulah kesimpulan dari sebuah studi yang diterbitkan Senin dalam Proceedings of the National Academy of Sciences. Para peneliti melaporkan analisa ‘like’ dari lebih dari 58.000 pengguna Facebook di Amerika dan membuat dugaan mengenai kepribadian serta perilaku, dan apakah mereka suka minum, merokok atau menggunakan narkoba.
Peneliti Cambridge University, David Stillwell, salah satu penulis studi tersebut, mengatakan bahwa hasilnya mungkin mengejutkan.
“Ketika Anda mengklik ‘like,’ hal itu mengatakan sesuatu tentang Anda lebih dari yang Anda sadari,” ujarnya.
Facebook meluncurkan tombol ‘like’ pada 2009, dan tahun lalu, sekitar 2,7 miliar ‘like’ baru membanjiri Internet setiap hari, mendukung semua hal, mulai dari bintang pop sampai minuman bersoda. Hal tersebut berarti kumpulan data yang luas untuk para pemasar, manajer dan setiap orang yang tertarik dengan kehidupan pribadi, terutama mereka yang tidak berhati-hati dengan penjagaan privasi.
Studi yang dilakukan Stillwell dan para koleganya menunjukkan bahwa kesukaan atau ‘like’ di Facebook terkait dengan orientasi seksual, gender, usia, etnisitas, IQ, agama, politik dan konsumsi rokok, narkoba atau alkohol. ‘Like’ juga memetakan status hubungan, jumlah teman di Facebook dan setengah lusin jenis kepribadian yang berbeda-beda.
Para peneliti bahkan secara benar dapat membedakan pengguna yang mengidentifikasi dirinya sebagai kulit hitam atau putih dengna persentase 95 persen.
Pria yang menyukai serial televisi musikal “Glee”, misalnya, biasanya gay, dan yang menyukai olahraga gulat biasanya heteroseksual. Penyuka diva pop Jennifer Lopez biasanya memiliki kawan lebih banyak dibandingkan penggemar band heavy metal Iron Maiden.
Beberapa pola agak sulit dimengerti, misalnya hubungan antara kentang goreng keriting (curly fries) dengan skor IQ yang tinggi.
Jennifer Golbeck, ilmuwan komputer dari University of Maryland yang tidak terlibat dalam studi tersebut namun sudah melakukan penelitian serupa, mengatakan penelitian itu menunjukkan privasi di Facebook.
“Anda mungkin tidak ingin orang tahu orientasi seksual Anda, atau kebiasaan penggunaan narkoba. Bahkan jika Anda mengira informasi pribadi Anda simpan rapat-rapat, kami dapat mempelajarinya tentang Anda,” ujarnya.
Pihak Facebook sendiri mengatakan tidak terkejut dengan hasil riset tersebut.
“Prediksi atribut personal berdasarkan informasi publik, seperti kode pos, pilihan profesi, atau musik kesukaan, telah dieksplor di masa lalu,” ujar Frederic Wolens dari Facebook.
Stillwell menyarankan agar pengguna Facebook berpikir dulu sebelum mengklik ‘like.’ (AP/Raphael Satter)
Hal tersebut dapat menunjukkan orientasi seksual Anda, suara yang Anda berikan saat pemilihan umum, atau bahwa Anda seorang lajang tertutup dengan IQ tinggi dan suka merokok.
Itulah kesimpulan dari sebuah studi yang diterbitkan Senin dalam Proceedings of the National Academy of Sciences. Para peneliti melaporkan analisa ‘like’ dari lebih dari 58.000 pengguna Facebook di Amerika dan membuat dugaan mengenai kepribadian serta perilaku, dan apakah mereka suka minum, merokok atau menggunakan narkoba.
Peneliti Cambridge University, David Stillwell, salah satu penulis studi tersebut, mengatakan bahwa hasilnya mungkin mengejutkan.
“Ketika Anda mengklik ‘like,’ hal itu mengatakan sesuatu tentang Anda lebih dari yang Anda sadari,” ujarnya.
Facebook meluncurkan tombol ‘like’ pada 2009, dan tahun lalu, sekitar 2,7 miliar ‘like’ baru membanjiri Internet setiap hari, mendukung semua hal, mulai dari bintang pop sampai minuman bersoda. Hal tersebut berarti kumpulan data yang luas untuk para pemasar, manajer dan setiap orang yang tertarik dengan kehidupan pribadi, terutama mereka yang tidak berhati-hati dengan penjagaan privasi.
Studi yang dilakukan Stillwell dan para koleganya menunjukkan bahwa kesukaan atau ‘like’ di Facebook terkait dengan orientasi seksual, gender, usia, etnisitas, IQ, agama, politik dan konsumsi rokok, narkoba atau alkohol. ‘Like’ juga memetakan status hubungan, jumlah teman di Facebook dan setengah lusin jenis kepribadian yang berbeda-beda.
Para peneliti bahkan secara benar dapat membedakan pengguna yang mengidentifikasi dirinya sebagai kulit hitam atau putih dengna persentase 95 persen.
Pria yang menyukai serial televisi musikal “Glee”, misalnya, biasanya gay, dan yang menyukai olahraga gulat biasanya heteroseksual. Penyuka diva pop Jennifer Lopez biasanya memiliki kawan lebih banyak dibandingkan penggemar band heavy metal Iron Maiden.
Beberapa pola agak sulit dimengerti, misalnya hubungan antara kentang goreng keriting (curly fries) dengan skor IQ yang tinggi.
Jennifer Golbeck, ilmuwan komputer dari University of Maryland yang tidak terlibat dalam studi tersebut namun sudah melakukan penelitian serupa, mengatakan penelitian itu menunjukkan privasi di Facebook.
“Anda mungkin tidak ingin orang tahu orientasi seksual Anda, atau kebiasaan penggunaan narkoba. Bahkan jika Anda mengira informasi pribadi Anda simpan rapat-rapat, kami dapat mempelajarinya tentang Anda,” ujarnya.
Pihak Facebook sendiri mengatakan tidak terkejut dengan hasil riset tersebut.
“Prediksi atribut personal berdasarkan informasi publik, seperti kode pos, pilihan profesi, atau musik kesukaan, telah dieksplor di masa lalu,” ujar Frederic Wolens dari Facebook.
Stillwell menyarankan agar pengguna Facebook berpikir dulu sebelum mengklik ‘like.’ (AP/Raphael Satter)