Seorang komandan Pasukan Demokrasi Suriah atau SDF di Ein Issa, 50 kilometer sebelah utara Raqqa, mengumumkan mulainya operasi tersebut hari Minggu (6/11).
SDF didominasi oleh pasukan tempur utama Kurdi-Suriah yang dinamakan Satuan Perlindungan Rakyat atau YPG.
Turki memandang YPG sebagai organisasi teroris, tetapi Amerika Serikat yakin YPG adalah satu-satunya milisi yang mampu melakukan operasi tersebut.
Washington telah setuju bahwa Turki tidak akan turut dalam pertempuran untuk merebut kembali Raqqa.
Juru bicara SDF Talal Sello mengatakan kepada Kantor Berita Perancis, “Kami sudah menyepakati dengan koalisi internasional yang dipimpin Amerika bahwa tidak akan ada peran bagi Turki atau faksi–faksi bersenjata yang bersekutu dengan Turki dalam operasi itu.
Sekutu-sekutu Amerika dari Eropa juga sudah menentang dan mengutarakan skeptisisme yang kuat mengenai peranan besar bagi YPG. Mereka khawatir bahwa turutnya pasukan Kurdi dalam serbuan ke Raqqa, kota yang mayoritas penduduknya Arab, akan memicu persaingan antar golongan agama. [gp]