Konferensi donor internasional untuk menggalang bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi Rohingya akan diselenggarakan 22 Oktober. Amerika Serikat, Uni Eropa dan Inggris akan menjadi tuan rumah bersama konferensi itu yang akan dilangsungkan secara virtual.
Dalam sebuah pernyataan bersama, Kamis (15/10), para tuan rumah itu mengungkapkan, kurang setengah dari 1 miliar dolar yang dibutuhkan PBB pada 2020 telah terkumpul dan bahwa krisis yang dihadapi Rohingya memburuk akibat wabah virus corona.
Konferensi yang akan dipandu dari Washington, Jenewa dan Bangkok itu ditujukan untuk menggalang bantuan bagi para pengungsi Rohingya di dalam dan luar Myanmar. “Orang-orang Rohingya mengalami kebrutalan mengerikan, dan terpaksa mengungsi dalam situasi yang sangat buruk,” kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab dalam pernyataan tersebut.
“Kami telah mengambil tindakan terhadap mereka yang mendalangi kekerasan sistemik ini, melalui sanksi-sanksi. Kami akan terus meminta pertanggungjawaban mereka," kata Raab.
Lebih dari satu juta orang Rohingya telah meninggalkan Myanmar. Mayoritas dari mereka mengungsi segera setelah terjadi penindasan oleh militer di Myanmar pada 2017.
PBB menuding tindakan militer Myanmar itu sebagai genosida. Pihak berwenang Myanmar membantahnya, dan menyebut aksi mereka sebagai tanggapan yang dapat dibenarkan terhadap serangan-serangan yang dilancarkan para militan Rohingya.
Cox's Bazar di Bangladesh menampung sekitar 860.000 pengungsi Rohingya, sementara negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menampung sekitar 150.000 lainnya,
Wabah virus corona memperburuk kondisi hidup para pengungsi Rohingya, termasuk sekitar 600.000 orang Rohingya yang masih berada di Myanmar. [ab/uh]