Tautan-tautan Akses

Konflik Israel-Hizbullah Memanas, Maskapai Penerbangan Tangguhkan Layanan ke Beirut


Pesawat maskapai nasional Lebanon, Middle East Airlines (MEA), bersiap lepas landas dari Bandara Internasional Beirut pada 5 Agustus 2024. (Foto: AFP)
Pesawat maskapai nasional Lebanon, Middle East Airlines (MEA), bersiap lepas landas dari Bandara Internasional Beirut pada 5 Agustus 2024. (Foto: AFP)

Eskalasi yang sedang berlangsung juga telah mendorong maskapai penerbangan untuk meningkatkan pengerahan personel.

Maskapai penerbangan dari Uni Emirat Arab (UEA) dan negara-negara tetangga telah mengumumkan bahwa mereka akan memperpanjang penangguhan penerbangan ke Beirut, ibu kota Lebanon, di tengah meningkatnya ketegangan antara Hizbullah dan Israel, dengan alasan masalah keamanan.

Eskalasi yang sedang berlangsung juga telah mendorong maskapai penerbangan untuk meningkatkan pengerahan personel guna memastikan pembaruan informasi yang tepat waktu bagi para penumpang mengenai status penerbangan.

Satu-satunya penerbangan dari Dubai ke Beirut pada hari Sabtu (28/9) di Bandara Internasional Dubai, bandara terbesar kedua di dunia, diberi tanda "dibatalkan". Menurut staf bandara, jumlah penerbangan dari Dubai ke Tel Aviv – Israel juga telah menurun secara signifikan pada hari itu dibandingkan operasi biasanya.

Zhu Jie, Manajer Senior Regional di Departemen Layanan Bandara Emirates Airlines, yang merupakan maskapai penerbangan terbesar di Timur Tengah, mengatakan “ada sesuatu yang harus kita perhatikan secara khusus dan juga keamanan di sekitar wilayah itu, sehingga banyak maskapai penerbangan yang membatalkan penerbangan ke Beirut. Kami menangguhkan penerbangan kami ke Beirut hingga 1 Oktober.”

Etihad Airways, yang berkantor pusat di Abu Dhabi, ibu kota UEA, juga telah mengumumkan perpanjangan penangguhan penerbangannya ke Beirut, yang kini ditetapkan hingga hari Minggu (29/9).

Selain itu, maskapai penerbangan dari negara-negara seperti Irak, Mesir, Yordania, dan Qatar juga menghentikan penerbangan ke Beirut hingga situasi stabil.

Militer Israel dan kelompok militan Hizbullah telah saling baku tembak di sepanjang perbatasan selatan Lebanon-Israel sejak 8 Oktober lalu. Hizbullah menunjukkan solidaritas dengan Hamas yang sedang berperang dengan Israel di Jalur Gaza.

Israel memulai serangan udara besar-besaran di Lebanon sejak 23 September lalu, menandai aksi militer Israel yang paling signifikan di negara tersebut sejak tahun 2006.[em/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG