Kongres Amerika mendesak Pemerintahan Trump untuk menyatakan bahwa pembersihan etnis terhadap penduduk Muslim Rohingya sedang terjadi di Myanmar – negara dengan mayoritas penduduk beragama Buddha di tengah membaiknya hubungan dengan Washington.
Sementara itu – Departemen Luar Negeri Amerika tengah mengkaji beberapa tindakan lebih lanjut termasuk sanksi ekonomi terhadap individu dan entitas yang terkait dengan kekerasan dan kekejaman yang dialami Muslim Rohingya.
“Yang kita lihat di Negara Bagian Rakhine adalah gabungan berbagai kekejaman serius” kata Deputi Menteri Luar Negeri urusan Asia Tenggara, Patrick Murphy, kepada VOA Selasa (24/10).
“Semua pilihan sekarang terbuka tentang bagaimana menggambarkannya” kata Murphy menjawab pertanyaan tentang bagaimana Washington akan menyebut kekerasan yang dialami Rohingya sebagai ‘genosida’ atau ‘pembersihan etnis’.
Murphy bersama Duta Besar Amerika, Scot Marciel, baru-baru ini meninjau beberapa tempat di Negara Bagian Rakhine dan melihat langsung situasi di sana.
Walaupun Departemen Luar Negeri sudah menyebut dan mengumumkan tindakan baru yang sedang diambil untuk menghukum yang melakukan kejahatan itu, pejabat-pejabat tinggi Departemen tidak bersedia menyebut kekerasan di sana sebagai ‘pembersihan etnis” sebelum kajian ulang terhadap situasi selesai dilakukan. [my/al]