Tautan-tautan Akses

Konvoi Bantuan Kemanusiaan Mulai Bergerak Menuju Ghouta, Suriah


Konvoi Komite Internasional Palang Merah (ICRC) terlihat sedang bergerak menuju Ghouta timur dekat kamp Wafideen di Damaskus, 5 Maret 2018.
Konvoi Komite Internasional Palang Merah (ICRC) terlihat sedang bergerak menuju Ghouta timur dekat kamp Wafideen di Damaskus, 5 Maret 2018.

PBB, Palang Merah Internasional dan Sabit Merah Arab Suriah bekerja keras, Senin (5/2) untuk mengangkut bantuan kemanusiaan ke daerah terkepung Ghouta yang dikuasai pemberontak Suriah, di mana pasukan pemerintah dalam beberapa pekan ini meningkatkan usaha untuk menghalau pemberontak.

Juru bicara Palang Merah Pawel Krzysiek mengatakan konvoi 46 truk sedang bergerak menuju Ghouta timur.

“Rasanya seperti berlomba dengan waktu, “ tulisnya melalui Twitter.

Seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah Suriah tidak mau mengizinkan 70 persen bahan pertolongan yang telah disiapkan untuk konvoi itu, termasuk perlengkapan perawatan trauma dan insulin. Organisasi-organisasi bantuan selama ini mengeluh bahan bantuan yang mereka angkut banyak dikurangi.

Baca juga: Pertempuran di Suriah Berlanjut untuk Kuasai Ghouta Timur

Dewan Keamanan PBB menuntut gencatan senjata 30 hari di seluruh Suriah untuk memungkinkan bantuan mencapai kaum sipil, termasuk 400 ribu orang di Ghouta timur, tetapi lebih dari seminggu setelah resolusi itu disetujui hampir tidak ada tanda-tanda berlakunya resolusi tersebut.

Hari Minggu Presiden Assad bersumpah akan melanjutkan serangan dan mengatakan kepada wartawan “operasi terhadap terorisme mesti berlanjut, sementara pada waktu sama, penduduk sipil tetap mempunyai kemungkinan untuk mengungsi dari kawasan perang," tandas Assad.

Ia menambahkan, “Tidak ada kontradiksi antara gencatan senjata dan operai tempur. Kemajuan yang dicapai kemarin dan sehari sebelumnya di Ghouta timur oleh pasukan Arab Suriah dicapai pada waktu gencatan senjata ini.”

Dalam komentar di televisi nasional Assad menampik keluhan Barat tentang krisis kemanusiaan di Ghouta timur sebagai ”bohong yang mentertawakan”.

Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu memerintahkan “jeda kemanusiaan lima jam sehari” dalam pertempuran supaya orang bisa menyingkir dari Ghouta timur, namun tampaknya tidak ada yang keluar dari sana.

Presiden Trump dan perdana menteri Inggris Theresa May hari Minggu sependapat bahwa Rusia dan Suriah bertanggungjawab atas penderitaan memilukan yang menimpa penduduk Ghouta timur. [gp/al]

XS
SM
MD
LG