Operasi kemanusiaan untuk mengirimkan makanan, obat-obatan dan selimut sedang berlangsung di kota-kota Suriah, di mana pertempuran antara pasukan pro-pemerintah dan pemberontak telah mengakibatkan orang-orang meninggal karena kelaparan.
Juru bicara Palang Merah Internasional, Pawel Krzysiek, mengatakan konvoi-konvoi bantuan memasuki Madaya, dekat perbatasan Lebanon, dan Fuaa dan Kafraya di provinsi Idlib dekat perbatasan Suriah dengan Turki pada hari Senin.
Juru bicara itu berkata dari Madaya. “Kesan pertama benar-benar mengharukan.”
Ia menambahkan, “Disaksikan, banyak orang di jalan, sebagian dari mereka tersenyum dan melambai-lambaikan tangan kepada kami, tetapi banyak pula yang terlalu lemah, tanpa ekspresi dan sangat lelah."
Selanjutnya dia mengatakan, pembongkaran muatan bantuan di Madaya diduga akan berlangsung sepanjang malam.
Pemberontak menguasai Madaya, dan pasukan pro pemerintah selama berbulan-bulan telah memblokade kota yang berpenduduk 42 ribu orang itu. Madaya terakhir menerima bantuan pangan bulan Oktober.
Pengamat HAM PBB dan Suriah mengatakan, orang-orang meninggal karena kelaparan. Kelompok bantuan, Doctors without Borders menambahkan 5 orang lagi meninggal dunia karena kelaparan hari Minggu.
Duta Besar Suriah untuk PBB, Bashar Ja’afari, mengatakan pemerintahnya bekerja sama dalam pengiriman bantuan, tetapi menyangkal bahwa terjadi kelaparan di Madaya.
Berbicara kepada para wartawan Senin di PBB, Jaafari mengatakan, ada informasi salah mengenai situasi di kota itu, dan mengatakan, gambar-gambar mengenai orang-orang yang kelaparan itu direkayasa. Dia juga mengatakan sebagian bantuan dijarah oleh yang disebutnya “kelompok-kelompok teroris bersenjata”. [sp/ds]
