Tautan-tautan Akses

Kopaska TNI AL dan Navy Seals AS Gelar Latihan Bersama


FILE - Sebuah kapal Angkatan Laut AS ikut serta dalam operasi pendaratan amfibi pada latihan militer multinasional Super Garuda Shield di Situbondo, Jawa Timur, 10 September 2023. (Trisnadi/AP)
FILE - Sebuah kapal Angkatan Laut AS ikut serta dalam operasi pendaratan amfibi pada latihan militer multinasional Super Garuda Shield di Situbondo, Jawa Timur, 10 September 2023. (Trisnadi/AP)

Pasukan khusus TNI Angkatan Laut, Komando Pasukan Katak (Kopaska) selama hampir sebulan ini melangsungkan latihan bersama US Navy Seals, pasukan khusus Angkatan Laut AS. Latihan dipusatkan di Situbondo, bersamaan dengan dilangsungkannya latihan bersama pasukan angkatan laut 20 negara di Hawaii.

Warga Surabaya dan Situbondo boleh berbangga hati bulan ini karena menjadi tempat pelaksanaan latihan bersama “Flash Thunder Iron 2024” yang diikuti oleh Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut dan Navy Seals Amerika. Latihan ini dibuka di Markas Komando Kopaska di Surabaya, pada tanggal 8 Juli lalu, oleh Komandan Pusat Kopaska TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Baroyo Eko Basuki.

Pernyataan resmi Puskopaska yang diterima VOA menyatakan, latihan bersama yang rutin dilakukan sejak tahun 1980an ini bertujuan untuk menjalin kerja sama guna meningkatkan kemampuan teknik dan taktik peperangan laut.

Kopaska TNI AL dan Navy Seals AS Gelar Latihan Bersama
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:43 0:00

Seluruh peserta akan dilatih teknik perawatan korban tempur taktis, pertempuran jarak dekat, small boat tactics, keahlian menembak, menembak runduk, serta visit, board, search, and seizure (VBSS). Latihan akan berlangsung selama 22 hari, tepatnya hingga tanggal 29 Juli mendatang.

TNI Angkatan Laut Juga Ikut Latihan RIMPAC di Hawaii

Pada saat bersamaan dengan latihan di Surabaya dan Situbondo itu, satu tim lain Kopaska TNI Angkatan Laut juga mengikuti latihan bersama Multilateral Rim of Pacific (RIMPAC) di Oahu, Hawai, yang diselenggarakan Angkatan Laut Amerika Serikat. Latihan ini berlangsung lebih lama, sejak akhir Juni hingga awal Agustus nanti. RIMPAC ini diikuti lebih dari 20 negara, antara lain: Jerman, Perancis, Belanda, Italia, Jepang, Korea Selatan, Kanada, Meksiko, Peru, Chile, Singapura, serta sejumlah negara Afrika dan Asia.

Kunjungan Panglima Komanda Armada II, Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo di Marine Corps Base Hawai, Senin (8/7).
Kunjungan Panglima Komanda Armada II, Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo di Marine Corps Base Hawai, Senin (8/7).

Kepala Dinas Penerangan Koarmada II, Kolonel Laut (P) Widyo Sasongko mengatakan kepada wartawan di Surabaya bahwa TNI Angkatan Laut telah mengikuti latihan RIMPAC di Hawaii ini sejak tahun 2006.

“Latihan militer bersama dengan Amerika sebagai penyelenggara, rutin kok dua tahun sekali kalau tidak salah. Semuanya, mau TNI AL yang dilibatkan ya semuanya untuk sharing pengetahuan, kebersamaan, membangun komunikasi yang baik, dan mencari informasi teknologi yang baru, bagaimana perkembangan dan persenjataan juga di situ ada,” jelas Widyo Sasongko.

Puluhan Kapal Perang dan Kapal Selam Ikut Dilibatkan

Sebanyak 47 prajurit Marinir dan tujuh prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut, bersama 183 anak buah kapal KRI Raden Eddy Martadinata (KRI REM-331) mengikuti latihan RIMPAC ini bersama dengan ribuan prajurit dan sedikitnya 40 kapal perang permukan, tiga kapal selam dan lebih dari 150 pesawat jet tempur.

Widyo mengatakan latihan RIMPAC ini merupakan sarana yang baik untuk menguji doktrin, taktik, dan prosedur peperangan laut terbaru dan kekinian, khususnya operasi laut gabungan dan operasi amfibi pasukan elit TNI Angkatan Laut.

“Satu tim itu, karena kan dalam rangka RIMPAC itu. Jadi, melibatkan tiga puluh berapa negara, salah satunya ada Kopaska, ada Marinirnya juga. Dan kita mengirim satu KRI REM,” sebutnya.

Urgensi Latihan Bersama

Diwawancarai secara terpisah, pengajar Hubungan Internasional FISIP Universitas Airlangga, Probo Darono Yakti, menilai latihan di Jawa Timur dan di Hawaii sama pentingnya untuk menjalankan peran triangulasi TNI Angkatan Laut di kancah internasional.

“Jadi ini adalah bentuk bagamana Indonesia bisa convincing negara lain, khususnya para peserta RIMPAC, untuk menunjukkan bahwa tentara TNI AL ini eksis, TNI AL ini punya kapabiltas yang cukup, khususnya untuk mengimplementasikan teknologi baru dalam peperangan, mulai dari artificial intelligent atau AI, sampai dengan isu-isu lain berkaitan dengan marine counter terrorism, kemudian berkaitan dengan konsep smart warfare yang kedepannya akan jauh lebih berkembang,” jelas Probo Darono Yakti.

Probo yang juga Direktur Centre for National Defense and Security Studies (CNDSS), menyebut kehadiran dan strategi China di kawasan yang membuat latihan-latihan seperti di Surabaya, Situbondo dan Hawaii itu menjadi penting.

“China ini sudah memiliki satu kapabilitas angkatan laut yang cukup kuat, bahwa kekuatan angkatan laut dari China ini masuk dalam tataran blue water navy, ini agak sedikit berbeda dengan angkatan laut Indonesia yang masih green water navy. Bedanya kalau blue water navy ini dia kapabilitasnya adalah pewer projection, dia bisa mengirimkan armada perangnya ke wilayah yang jauh dari homeland-nya, ini hampir bisa dikatakan setara dengan Amerika Serikat dan juga Inggris,” lanjutnya. [pr/em]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG