Para pejabat Ukraina, Senin (16/1), mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan rudal Rusia di sebuah gedung apartemen di Dnipro telah meningkat menjadi sedikitnya 40 orang. Regu penyelamat masih menyisir puing-puing untuk mencari korban yang selamat.
Gubernur regional Dnipropetrovsk Valentyn Reznichenko mengatakan di media sosial bahwa serangan itu telah melukai 75 orang dan nasib 30 orang lainnya tidak diketahui. Tiga puluh sembilan orang telah diselamatkan.
Menurut komando Angkatan Udara Ukraina, serangan rudal, Sabtu (15/1) melibatkan rudal Kh-22 yang diluncurkan dari wilayah Kursk. Pejabat militer mengatakan pasukan Ukraina menembak jatuh 21 dari total 33 rudal yang ditembakkan Rusia pada hari itu, tetapi Ukraina tidak memiliki sistem yang mampu mencegat Kh-22.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menyebut serangan Rusia itu dan serangan lain yang menarget sipil seperti itu sebagai "agresi yang tidak manusiawi."
"Tidak akan ada impunitas untuk kejahatan ini," katanya dalam sebuah cuitan pada hari Minggu (16/1). Pasukan Rusia telah berulang kali menyerang sasaran sipil sejak menginvasi Ukraina pada Februari.
Para pejabat Rusia sudah sering membantah melakukan serangan semacam itu. Lalu pada hari Senin (16/1), juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan pasukan Rusia "tidak menyerang bangunan tempat tinggal atau infrastruktur sosial, mereka menyerang target militer." Peskov mengatakan apa yang terjadi di Dnipro disebabkan oleh pertahanan udara Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam pidato malam hari Minggu (15/1) bahwa dia berterima kasih atas ungkapan dukungan dari seluruh dunia setelah serangan itu. Dia menambahkan bahwa “sangat penting bahwa orang normal bersatu dalam menanggapi teror.”
Dia menyalahkan orang-orang di Rusia “yang bahkan sekarang tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun kecaman.”
Sementara itu, negara tetangga Ukraina di sebelah utara, Belarus, memulai latihan militer bersama dengan Rusia pada hari Senin (16/1).
Kementerian Pertahanan Belarus mengatakan latihan akan berlangsung hingga 1 Februari dan memanfaatkan semua lapangan terbang militer di negara itu. [vm/jm]
Forum