Ketegangan meningkat lagi antara Jepang dan Korea Selatan seputar korban-korban perbudakan seks semasa Perang Dunia II, dan isu ini membayang-bayangi kerjasama keamanan trilateral dengan Amerika Serikat guna menghadapi agresi Korea Utara, menurut analis di AS.
Pertikaian antara kedua negara yang sudah berlangsung lama terpicu lagi bulan lalu saat sebuah patung yang melambangkan perempuan yang dipaksa bekerja di rumah bordil militer selama PDII, mereka yang dijuluki “perempuan penghibur”, dipasang di luar konsulat Jepang di Busan, kota terbesar kedua di Korea Selatan.
Pemerintah Jepang sebagai tanggapan mengatakan, penempatan patung itu merupakan pelanggaran dari kesepakatan pada Desember 2015 antara kedua negara, yang sepakat mengakhiri isu perempuan penghibur ini.
Jepang mengklaim Korea Selatan melanggar Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik, yang mensyaratkan negara tuan rumah wajib menjaga misi diplomatik agar martabatnya tidak tercemar.
Jepang telah menarik duta besarnya untuk Korea Selatan dan konsul jenderal di Busan awal bulan ini. [jm]