Korea Utara melangsungkan masa berkabung tiga hari untuk Fidel Castro, yang dianggap sebagai sahabat erat melawan musuh bersama, Amerika Serikat.
Bendera-bendera di luar gedung-gedung pemerintah dipasang setengah tiang untuk menghormati Castro, yang meninggal dunia Jumat lalu (25/11) pada usia 90 tahun.
Laporan-laporan dari Pyongyang mengatakan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengunjungi Kedutaan Besar Kuba untuk memberikan penghormatan. Delegasi pejabat senior Korea Utara telah berangkat ke Havana untuk menghadiri acara memorial untuk Castro.
"Kami merasakan duka kehilangan kamerad agung, kamerad agung dalam perang bersama," tulis Kim dalam buku tamu di Kedutaan Kuba, seperti yang dilaporkan kantor berita resmi KCNA, Selasa (29/11).
Menurut sebuah lembaga Jepang yang memantau media Korea Utara, Castro adalah tokoh politik asing pertama yang mendapat kehormatan semacam itu sejak pemimpin Palestina, Yasser Arafat, meninggal tahun 2004.
Masa berkabung akan berakhir Rabu.
Kematian Fidel Castro kemungkinan merupakan akhir dari era hubungan Korea Utara-Kuba.
Karena rasa permusuhan yang sama terhadap Amerika Serikat dan struktur kekuasaan otoriter yang mirip, Kuba dan Korea Utara memiliki hubungan diplomatik yang erat selama bertahun-tahun. Kedua negara itu membentuk hubungan tahun 1960 dan Castro berkunjung ke Korea Utara tahun 1986 untuk bertemu Kim Il-sung, pendiri negara itu dan kakek Kim Jong-un.
Namun hubungan itu sepertinya memudar di Pyongyang akibat normalisasi hubungan antara Kuba dan AS pada 2014. [hd]