Korea Utara baru-baru ini melakukan serangkaian uji penembakan rudal dan roket yang dinilai para analis sebagai ungkapan kemarahan atas kegagalannya mendapat bantuan luar negeri, dan karena adanya latihan militer Korea Selatan dan Amerika.
Pejabat-pejabat militer Korea Selatan tidak bisa segera mengukuhkan laporan peluncuran hari Minggu itu.
Korea Utara secara rutin mengadakan uji penembakan, tetapi tahun ini melakukannya dalam jumlah yang jauh lebih banyak. Pejabat-pejabat Korea Selatan telah mengukuhkan sekitar 90 uji penembakan rudal, artileri dan roket oleh Korea Utara sejak 21 Februari. Lebih dari 10 di antaranya adalah peluncuran balistik.
Sementara itu, Jepang bereaksi atas uji penembakan itu dengan mengajukan protes diplomatik kepada Pyongyang. Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan rudal-rudal, yang diluncurkan dari Korea Utara barat-daya pada pagi hari itu terbang sekitar 500 kilometer sebelum jatuh ke perairan yang memisahkan Jepang dan semenanjung Korea. Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga kepada wartawan mengatakan peluncuran itu jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Pyongyang menembakkan dua rudal SCUD ke daerah yang sama Rabu lalu, memicu respon yang sama dari Tokyo.