Militer Korea Selatan mengatakan Korea Utara telah menembakkan tiga rudal balistik ke perairan lepas pantai timurnya.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengeluarkan pernyataan hari Senin (5/9) yang mengatakan bahwa rudal-rudal itu ditembakkan dari provinsi Hwanghae di Korea Utara sekitar tengah hari waktu setempat. Rudal-rudal itu terbang sekitar 1.000 kilometer, menimpa zona identifikasi pertahanan udara Jepang, menurut kantor Kepala Staff Gabungan.
"Kami masin menganalisa rincian-rinciannya, namun ini ancaman besar bagi keamanan nasional kita, dan kami menyatakan keprihatinan yang mendalam," menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Jepang.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan bahwa jenis rudal tidak diketahui.
Penembakan rudal hari Senin terjadi di saat para pemimpin dunia bertemu di kota Hangzhou, China bagian timur untuk konferensi tingkat tinggi (KTT) G-20. Presiden Korea Selatan Park Geun-hye dan Presiden China Xi Jinping bertemu di sela-sela KTT hanya beberapa jam sebelum rudal diluncurkan.
Menurut Yonhap, Presiden Park memperingatkan pemimpin China tersebut bahwa provokasi Pyongyang yang semakin meningkat, termasuk serangkaian uji coba senjata nuklir dan rudal balistik, telah "secara serious meremehkan perdamaian di wilayah ini dan memberikan tantangan terhadap hubungan Seoul-Beijing.
Sementara itu, kantor berita China, Xinhua, mengatakan Presiden Xi memberitahu mitranya dari Korea Selatan bahwa Beijing menolak pemasangan sistem anti rudal yang dibangun AS, THAAD, di Korea Selatan. Seoul mengatakan sistem THAAD bertujuan melawan kemungkinan serangan rudal dari Korea Utara. [hd]