Tautan-tautan Akses

Korea Utara: Tidak ada Manfaat Pertahankan Hubungan Kim dan Trump


Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berbicara di samping Presiden AS Donald Trump di garis demarkasi yang memisahkan Korea Selatan dan Korea Utara, di Panmunjom, 30 Juni 2019. (Foto: AFP)
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berbicara di samping Presiden AS Donald Trump di garis demarkasi yang memisahkan Korea Selatan dan Korea Utara, di Panmunjom, 30 Juni 2019. (Foto: AFP)

Kantor berita resmi Korea Utara (KCNA), Jumat (12/6), Korea Utara tidak melihat manfaat mempertahankan hubungan pribadi antara pemimpin Kim Jong-un dan Presiden Amerika Donald Trump, kalau Amerika terus menjalakan kebijakan yang bermusuhan. Jumat ini menandai peringatan tahun kedua pertemuan puncak pertama antara kedua pemimpin itu.

Menteri Luar Negeri Ri Son Gwon dalam pernyataan yang diterbitkan oleh KCNA mengatakan Kebijakan-kebijakan Amerika membuktikan bahwa Amerika tetap merupakan ancaman jangka panjang bagi Korea Utara dan rakyatnya.

Pertemuan puncak antara Kim dan Trump pada Juni 2018 merupakan pertama kalinya presiden Amerika bertemu dengan pemimpin Korea Utara. Namun pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan hanya menyebut janji-janji yang tidak dirinci.

Pertemuan puncak kedua diadakan pada Februari di Hanoi tidak mencapai hasil apapun, karena Amerika minta supaya Korea Utara sepenuhnya menghentikan program senjata nuklirnya. Di sisi lain, Korea Utara menuntut diakhirinya sanksi-sanksi yang dilancarkan Amerika.

Kata Menlu Ri, pemerintahan Trump tampaknya hanya ingin mendapat kemenangan politik sambil terus berusaha mengucilkan dan mencekik Korea Utara, serta mengancam akan melancarkan serangan nuklir dan mengubah pimpinan di negara itu.

“Kami tidak akan memberi pemimpin Amerika itu kesempatan untuk mengumumkan kemenangannya tanpa kami mendapat imbalan apapun. Tidak ada tindakan yang lebih hipokrit daripada janji-janji kosong,” kata Menlu Ri. [ii/pp]

XS
SM
MD
LG