Mengutip juru bicara yang tidak disebutkan namanya dari Komisi Reunifikasi Perdamaian Korea, seorang penyiar televisi Minggu malam mengumumkan bahwa apa yang disebut “retorika konyol” oleh para pejabat Korea Selatan menunjukkan “kebodohan dan niat jahat” terhadap Korea Utara.
Penyiar ini menyatakan setelah menggalakkan reformasi dan keterbukaan selama puluhan tahun guna memaksa sistem mereka yang “korup”, Amerika dan Korea Selatan kini tampaknya “berhalusinasi bahwa langkah semacam itu memang sedang terjadi di Korea Utara”.
Lee Yun Keol – pembelot Korea Utara yang terkenal – mengatakan mendiang pemimpin Kim Jong Il menulis dalam wasiatnya bahwa kata-kata “reformasi” dan “keterbukaan” tidak akan digunakan.
Lee Yun Keol – Ketua Pusat Layanan Informasi Strategis Korea Utara di Seoul mengatakan istilah yang dipakai oleh Korea Utara adalah “sistem manajemen reformasi ekonomi”.
Namun, Lee Yun Keol menambahkan perubahan ini tidak berarti hidup rakyat akan lebih baik, tetapi lebih menguntungkan bagi kelompok kaya. Ia mengatakan – demi keberlangsungan hidupnya – pemimpin-pemimpin Korea Utara tahu bahwa mereka harus mempertahankan kebijakan yang menguntungkan militer karena reformasi atau keterbukaan apapun akan menimbulkan kekacauan bagi pemerintah.
Sementara itu, Komisi Pertahanan Nasional yang berkuasa di Korea Utara, mengeluarkan peringatan terpisah kepada Amerika. Pernyataan ini disampaikan setelah tuduhan berulangkali dalam beberapa pekan ini, bahwa Amerika berada di balik dugaan bahwa agen-agennya di Korea Utara akan melakukan sabotase atas monumen nasional dan sejumlah patung.
Pejabat-pejabat pertahanan di Korea Utara mengatakan akan meluncurkan serangan balik untuk melumpuhkan pesawat-pesawat pembom strategis dan kapal-kapal induk Amerika.
Penyiar ini menyatakan setelah menggalakkan reformasi dan keterbukaan selama puluhan tahun guna memaksa sistem mereka yang “korup”, Amerika dan Korea Selatan kini tampaknya “berhalusinasi bahwa langkah semacam itu memang sedang terjadi di Korea Utara”.
Lee Yun Keol – pembelot Korea Utara yang terkenal – mengatakan mendiang pemimpin Kim Jong Il menulis dalam wasiatnya bahwa kata-kata “reformasi” dan “keterbukaan” tidak akan digunakan.
Lee Yun Keol – Ketua Pusat Layanan Informasi Strategis Korea Utara di Seoul mengatakan istilah yang dipakai oleh Korea Utara adalah “sistem manajemen reformasi ekonomi”.
Namun, Lee Yun Keol menambahkan perubahan ini tidak berarti hidup rakyat akan lebih baik, tetapi lebih menguntungkan bagi kelompok kaya. Ia mengatakan – demi keberlangsungan hidupnya – pemimpin-pemimpin Korea Utara tahu bahwa mereka harus mempertahankan kebijakan yang menguntungkan militer karena reformasi atau keterbukaan apapun akan menimbulkan kekacauan bagi pemerintah.
Sementara itu, Komisi Pertahanan Nasional yang berkuasa di Korea Utara, mengeluarkan peringatan terpisah kepada Amerika. Pernyataan ini disampaikan setelah tuduhan berulangkali dalam beberapa pekan ini, bahwa Amerika berada di balik dugaan bahwa agen-agennya di Korea Utara akan melakukan sabotase atas monumen nasional dan sejumlah patung.
Pejabat-pejabat pertahanan di Korea Utara mengatakan akan meluncurkan serangan balik untuk melumpuhkan pesawat-pesawat pembom strategis dan kapal-kapal induk Amerika.